Jakarta (pilar.id) – Anggota Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun optimistis inflasi yang tinggi bisa diatasi dengan kekuatan daya tahan penduduk Indonesia yang bercorak nilai-nilai gotong royong. Menurutnya, budaya gotong royong dapat menjadi penopang fundamental daya tahan ekonomi Indonesia dari krisis.
“Sistem kegotongroyongan, tolong menolong tetangga dan sebagainya, ketika ada tetangganya yang susah maka ditolong,” kata Misbakhun, di Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Politikus Partai Golkar ini meminta agar pemerintah dan semua pihak tidak mempercayai begitu saja prediksi Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF). Misbakhun menilai Indonesia tidak akan terlalu terdampak dengan ancaman inflasi tersebut, sehingga potensi terjadinya krisis sosial (social unrest) juga minim.
“Saya tidak percaya prediksi IMF dan Bank Dunia, mereka pasti punya agenda,” katanya.
Misbakhun justru mencurigai lembaga tersebut tengah menjalankan agenda tertentu atau bisa dibilang inflasi yang tinggi sudah direncanakan. Karena bukan tidak mungkin ada skenario yang diciptakan untuk menutupi ketidakmampuan dua organisasi tersebut dalam menangani tantangan ekonomi.
“Ketidaksiapan mereka ini ditutupi dengan pembenaran bahwa mereka tak bisa lagi menjaga hegemoni mereka,” imbuhnya.
Sementara itu, Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan tetap meminta agar pemerintah mewaspadai kondisi ekonomi global sekarang, akibat tingginya inflasi dan potensi terjadinya stagflasi. Apalagi, saat ini sudah terjadi bubble economic (gelembung ekonomi), jika tidak diantisipasi bisa menjadi buah simalakama bagi Indonesia.
“Karena itu, mau tidak mau Indonesia harus mengikuti tindakan global. Kalau global menaikkan suku bunga, maka Indonesia juga harus menaikkan suku bunganya,” kata Anthony. (din/Antara)