Yogyakarta (pilar.id) – Peringatan Hari Ibu ke-94 di Kota Yogyakarta menjadi momentum untuk mendorong kemandirian perempuan di berbagai sektor mulai dari sosial, politik, hukum, budaya, pendidikan dan sektor lainnya.
“Di samping kemandirian ekonomi, harus kita dukung juga kemandirian-kemandirian lainnya guna meningkatan pemberdayaan perempuan dan kewirausahaan berperspektif gender,” ungkap Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Yogyakarta, Suni Fatmah, pada Puncak Acara Peringatan Hari Ibu ke-94, di Ruang Bima Balai Kota Yogyakarta, Senin (19/12/2022).
Momen tersebut, kata Suni juga dapat membawa pengaruh positif bagi perempuan dan masyarakat untuk selalu menghargai hak-hak perempuan serta mendukung pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta menyebut dari 100 persen pekerja di Kota Yogyakarta, 49 persen diantaranya merupakan perempuan. Sedangkan, jumlah perempuan yang bekerja sebagai pengusaha sebesar 48,5 persen dan laki-laki 51,5 persen.
“Artinya ada perbedaan tipis antara perempuan dan laki-laki sebagai pekerja dan pengusaha di Kota Yogyakarta. Ini menunjukkan bahwa kita semua, memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan,” jelasnya.
Maka, lanjut Sumadi peringatan Hari Ibu merupakan penghargaan bagi semua perempuan sekaligus refleksi atas perjuangan perempuan baik di ranah publik maupun domestik.
Pihaknya pun terus mendukung pembangunan responsif gender dengan menetapkan program afirmasi kepada kelompok rentan serta memasukkan isu gender sebagai program pembangunan.
“Kami terus memastikan agar ruang publik menjadi tempat yang ramah dan aman bagi perempuan, agar para perempuan dapat semakin berdaya dalam berbagai bidang,” tutupnya.
Sumadi juga mencontohkan semangat perempuan yang berperan besar dalam pembangunan di Kota Yogyakarta seperti Gandeng Gendong, UMK di seluruh Kemantren, dan pengusaha perempuan. (riz/hdl)