Tanjung Redep (pilar.id) – Indonesia akan memindahkan Ibu Kota dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Rencanaya, perpindahan tersebut akan dimulai pada tahun 2024 mendatang.
Terkait dengan perpindahan ibu kota tersebut, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Berau, Syarifatul Sya’diah menilai sebagai momentum mempromosikan budaya, adat istiadat, sejarah, hingga wisata di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bukan hanya promosi ke penjuru nusantara, tapi hingga dunia internasional.
“Ketika IKN sudah pindah ke Kalimantan Timur (Kaltim), maka mata dunia akan tertuju ke sini, sehingga daerah penyangga IKN, termasuk Berau, tentu akan lebih mudah dalam mempromosikan berbagai keunggulan lokal,” ujar Syarifatul Sya’diah di Tanjung Redeb, Selasa (18/10/2022).
Untuk promosi hingga dunia internasional, maka banyak hal yang harus disiapkan, antara lain objek yang akan dipasarkan, fasilitas yang harus tersedia, kelestarian atau kontinuitas adat, budaya, wisata, hingga pola mengemasnya.
Untuk mencapai ini semua, tentu tidak bisa dilakukan secara instan, sehingga semua itu harus dikaji, ditata, dan dipahami alurnya mulai sekarang, sehingga ke depan tinggal meluncurkan produk yang sudah siap ketika jaringan pasar wisatawan sudah terbangun.
Ia menjelaskan, masih ada waktu hampir dua tahun untuk menyiapkan itu semua sebelum IKN pindah pada 2024 mendatang, sehingga untuk pemetaan adat, budaya, sejarah kesultanan hingga pelestariannya perlu dilakukan terus menerus.
Pelestarian budaya perlu dilakukan agar generasi muda tetap mencintai adat istiadat dan budaya lokal, kemudian lebih mengenal jati diri melalui sejarah kesultanan yang terus dikenalkan sejak usia dini.
Meski Pemkab Berau gencar mempromosikan pariwisata, adat dan budaya lokal ke nasional hingga luar negeri, namun ia mengingatkan kepada generasi muda tetap mencintai budaya lokal sebagai bagian dari budaya bangsa, karena kecintaan terhadap budaya merupakan salah satu cara melestarikan adat dan budaya.
“Jangan sampai warga, terutama generasi muda meninggalkan adat dan budaya meski IKN hadir di sini dan banyak wisatawan yang berkunjung, karena adat dan budaya lokal yang kita miliki merupakan ciri khas Kabupaten Berau. Ciri khas ini juga merupakan kekayaan bangsa takbenda,” katanya.
Ia tetap meyakini bahwa kehadiran IKN akan berdampak besar pada berbagai aspek, wisatawan akan banyak yang berkunjung ke berbagai objek wisata dan ingin mengetahui sejarah Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Sambaliung, sedangkan generasi penerus makin mencintai budaya Berau. (fat)