Surabaya (pilar.id) – Ada yang berbeda dari Taman Gayungsari Timur MGN 7, Surabaya. Hampir setiap sore hingga malam, ramai orang dan beberapa ojol mengantri pesanan makanan yang kini tengah digemari warga Surabaya.
Hal itu dibuktikan, dengan telah dikunjunginya kedai makanan ringan tersebut, oleh beberapa tokoh kuliner Surabaya salah satunya @surabayafoodies
Benar saja, sudah ada beberapa kendaraan parkir dan menunggu kedai kaki lima ini buka.Tak lama kemudian, orang – orang langsung berebut memesan menu favoritnya dari yang tersedia.
Kedai ini bernama Jagungnyumi yang menyajikan menu jasuke (jagung, susu, keju) dengan berbagai topping, seperti coklat silver quen, kitkat, oreo, hingga choco chips, . Namun yang paling banyak digandrungi ialah topping keju.
Hal unik dari kuliner berbahan jagung ini ialah adanya keju mozzarella yang dicampur kedalam susu kental manis berlimpah, dengan butter sebagai penambah aroma gurih. Tercium uapan dari semangkok jagung berbau manis dan aroma khas keju prancis ini.
Ketika ditarik panas-panas, keju mozzarella terlihat molor, melekat dengan biji jagung lainnya dan parutan keju yang melimpah kian menggoda untuk segera dilahap. Tak heran orang memberi sebutan menu tersebut Jagung Molor.
Kedai yang buka tiap Senin-Sabtu di jam 12.00 hingga 20.30 WIB ini, juga menyediakan menu jagung tanpa mozzarella, jadi tetap bisa menikmati olahan jasuke khas Jagungnyumi yang baru buka secara offline 4 tahun belakangan. Bisnis kuliner makanan ringan ini, sudah ada sejak tahun 2016 yang dibangun sendiri oleh pasangan suami istri Anda Harimas dengan istrinya Galuh Sukmawati.
Berawal dari adat salah satu keluarga pasangan, yang mengharuskan membangun usaha sendiri setelah menikah. Atas dorongan itulah membuat pasutri ini ingin membuat sebuah lapangan pekerjaan.
“Awalnya, istri saya yang suka masak jasuke, dari situ saya dan istri mencoba mengkreasikan menu tersebut, dengan menambahkan keju mozzarella yang memiliki tekstur lengket dan topping beragam,” cerita Hari nama panggilannya.
Sedangkan nama Jagung Nyumi sendiri terinsiprasi dari kata “yummy” yang berarti lezat dan diplesetkan menjadi Nyumi.
“Saya sama istri sebenarnya ingin kasih nama yummy, tapi terlalu biasa dan coba memplesetkannya jadi nyumi, dan digabungin sama menu kita yaitu jagung, jadilah namanya Jagung Nyumi,” cerita pria 33 tahun ini.
Sebelum memiliki kios sendiri, Jagungnyumi hanya menyediakan pemesanan secara online, namun penjualnnya tidak selaris dengan penjulan offline. Tetapi saat ini, masih tetap menyediakan pemesanan online. Setiap harinya, kedai yang buka tiap sore ini, bisa menghabiskan 60 hingga 70 kg buah jagung
“Kita tiap hari juga menghabiskan 8 kilogram keju mozzarella dan keju cheddar 2 kilogram,” jelas lulusan IKIP Malang ini.
Mengenai kualitas jagung serta bahan- bahan lainnya. Hari menjelaskan bahwa jagung yang diolahnya segar, bukan dari jagung beku, serta bahan-bahan lain yang berkualitas. Hal itulah yang menurutnya, membuat pelanggan puas dan ingin datang lagi merasakan kenikmatan jagung molor versi Jagungnyumi.
Harga yang dipatok untuk semangko jasuke antara Rp 13 ribu sampai Rp 20 ribu. Menurut Hari, selama ini pelanggan tak merasa dirugikan dari harga tersebut, karena rasa dan toppingnya yang tidak tanggung.
Hal tersebut, juga dirasakan oleh Nova Anggi mahasiswa UPN Veteran ini. Dia menilai, jika porsi dan rasanya sebanding dengan harganya
“Rasa kejunya berasa, gak nanggung. Ada sensasi berbeda saat menarik jagung bercampur keju mozzarella yang lengket. Unik. Toppingnya beragam. Bagi yang suka keju, ini menu favorit,” ujar mahasiswa jurusan Agro Pertanian ini.
Bila ditanya keuntungan yang didapat oleh pemilik, memang tak seberapa dibanding dengan yang dikeluarkan untuk bahan-bahan kualitas yang bagus “ Untung kita sekitar 13-14 persen saja, kita lebih mengunggulkan kepuasan konsumen dari pada mencari keuntungan sebesar-besarnya,” ucap Hari dengan senyum
Hal unik lainnya ialah, keseluruhan karyawannya adalah perempuan berjumlah 7 orang. Dimana 2 orang sebagai packing sedangkan 5 orang lainnya bagian produksi dan pelayan pemesanan. Walau begitu, kios makanan ringan ini tak pernah sepi oleh pembeli.
Kedepan, Hari bersama sang istri akan menambah variasi menu jagung ataupun menghidupkan kembali menu yang sudah ada sejak awal yaitu jasuke rainbow yang penuh warna. Tak hanya itu, karena melihat d antusias warga Surabaya hingga luar Surabaya membuat Hari ingin membuka cabang lain
“Saya ingin untuk jangka pendek ini, bisa buka cabang lain, walau bukan restoran, tapi setidaknya bisa lebih dikenal dan lebih luas jangkauannya,” tutupnya. (jel)