Semarang (pilar.id) – Keinginan serta peluang bisnis memang bisa datang dari mana saja. Berawal dari rasa rindunya, Dika Dwi Kurniawan coba melukis siluet wajah Alm temannya di atas kayu.
Laki-laki asal Desa Kadipiro Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang itu tidak menyangka bahwa ternyata niatnya mengenang temannya menghasilkan pundi-pundi yang tak sedikit.
“Saya itu waktu kehilangan teman dekat saya, rindu sekali rasanya sampai mimpi terus. Lalu niat awalnya supaya saya tidak lupa dengan wajahnya, dan awet lalu saya buat siluetnya di kayu. Dulu masih pakai pisau susah sekali rasanya, buat satu lukisan itu,” katanya menjelaskan penuh haru.
Menurutnya ia sama sekali tak berpikiran lukisan kayu seperti itu bisa laku. Lalu salah satu temannya bermain ke rumahnya dan menyuruhnya untuk mengunggah di Facebook, mulai saat itu ia coba untuk memasarkan dan ternyata banyak sekali yang pesan dengan berbagai ukuran dan model.
Ia menggeluti bisnis ini dari November 2015 dan sudah membuat ribuan kerajinan kayu. Hasil karyanya juga terbilang terjangkau, untuk perabotannya mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 50 ribu.
Lalu untuk siluet wajah, figura dimulai dari Rp 50 ribu hingga jutaan rupiah. Semua tergantung dari kesulitan gambar dan kemauan dari para pembelinya. Sampai saat ini ia masih mengerjakan semua pesanannya sendiri tanpa dibantu karyawan.
“Dulunya saya itu gaptek, jadi sulit untuk memasarkan. Malah orang-orang yang pesan dalam jumlah banyak itu langsung datang ke rumah cari GreckGrock dari instagram atau Facebook saya.” Katanya.
Walau punya keterbatasan dalam memasarkan, ia tidak pantang menyerah dan terus belajar memasarkan lewat online.
Namun dari dulu lewat teman dan beberapa postingannya di instagram membuat pesanannya selalu ramai hingga saat ini. Bahkan menurutnya untuk satu model ring box tunangan itu sekali orang pesan bisa 300 hingga 500 box, belum pesanan yang lainnya.
Dika sampai saat ini sudah membuat berbagai macam bentuk dari olahan kayu, seperti siluet wajah, figura, gelas, mangkok, ring box, meja aquarium, lemari danlainnya. Menurutnya apa pun yang selama ini dipesan ia selalu bisa membuatnya.
Menurutnya Dika, sebenarnya ia masih takjub bagaimana awal mulanya ia bisa mengerjakan semua itu, karena ia sama sekali tidak belajar atau mengikuti kursus apa pun. Instingnnya yang membawanya bisa melukis dan mengembangkan kerajinan kayunya hingga sekarang.
Nama brannya sendiri ia beri nama GrackGrock berasal dari suara gergaji besi yang digunakan untuk memotong kayu. Menurut Dika ia sangat suka musik-musik rock sehingga ia membuat namanya bukan grekgrok namun menjadi GreckGrock.
“Saya selama ini melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya, kuncinya itu memang sabar. Karena ini kan seni ya, jadi dibuatnya dengan sepenuh hati. Semoga saja usaha saya terus berkembang dan omsetnya terus naik, karena dari hari ke hari semakin membaik,” pungkas Dika. (Put/din)