Tanjung Pinang (pilar.id) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di bawah kepemimpinan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno terus berupaya untuk mengembangkan potensi pariwisata di Indonesia.
Salah satunya adalah dengan menjadikan Desa Wisata Pulau Penyengat, yang masuk dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, sebagai Pusat Studi Budaya Melayu Islam Sedunia.
Pulau Penyengat, yang berada di Tanjung Pinang, memiliki peran sejarah yang sangat penting terkait kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang dan kerajaan Riau-Lingga, terutama pada abad ke-18.
Saat ini, pulau tersebut telah menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan mancanegara, seperti dari Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, yang tertarik untuk mendalami budaya Melayu.
Menparekraf Sandiaga menyatakan komitmennya untuk mengembangkan Pulau Penyengat menjadi Pusat Studi Budaya Melayu Islam Sedunia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah akan memberikan fasilitasi melalui Kemendikbud Ristek untuk berbagai intervensi kebijakan, termasuk dukungan untuk pengembangan studi budaya Melayu Islam.
Pulau Penyengat memiliki daya tarik wisata religi dan sejarah yang kuat. Wisatawan dapat menikmati keindahan bangunan bersejarah, seperti Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, serta mengunjungi makam-makam para raja dan pahlawan nasional seperti Raja Ali Haji.
Selain itu, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi juga menjadi destinasi menarik bagi pengunjung.
Menparekraf Sandiaga juga berkesempatan untuk mengunjungi Masjid Raya Sultan Riau bersama dengan Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, dan Walikota Tanjung Pinang, Rahma. Masyarakat setempat memberikan sambutan meriah dan memberikan apresiasi tinggi terhadap ajang ADWI 2023.
Program pengembangan Desa Wisata Pulau Penyengat ini juga mendapat dukungan dari Electric Wheel, yang menyediakan fasilitas baterai swap. Diharapkan dengan adanya fasilitas ini, masyarakat dapat lebih mudah mengakses fasilitas konversi motor listrik.
Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Ansar Ahmad menyatakan komitmennya untuk membenahi beberapa hal di Pulau Penyengat, termasuk menyediakan sepeda listrik sebagai pilot project dan menambahkan lampu gemerlap agar Pulau Penyengat dapat dinikmati oleh pengunjung tidak hanya di siang hari, tetapi juga di malam hari.
Dengan adanya upaya dari pemerintah dan kolaborasi antara pemangku kepentingan, diharapkan Pulau Penyengat dapat menjadi kawasan wisata andalan dengan berbagai potensi, seperti wisata religi, kawasan zero carbon, kawasan heritage, dan wisata menulis yang mengangkat sejarah kerajaan dan budaya Melayu Islam.
Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui peningkatan lapangan kerja. (mad/hdl)