Jakarta (pilar.id) – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Regional Kalimantan Subholding Upstram Pertamina, menyambut baik dan mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kepada anak-anak perusahaan PHI, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).
Sebelumnya PHM, PHSS, dan PHKT mengajukan permohonan insentif kepada Pemerintah Indonesia melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai langkah strategis untuk menjamin keekonomian serta keberlangsungan investasi migas di WK Mahakam, WK Sanga Sanga, serta WK East Kalimantan & Attaka guna mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia. PHM dan PHSS menerima persetujuan insentif ini pada Maret dan Desember tahun 2021 lalu, sementara PHKT pada Januari 2022.
Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim menjelaskan bahwa pemberian insentif dan fasilitas lainnya oleh Pemerintah sangat penting untuk menjamin keberlangsungan investasi dan mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia di 2030.
Menurut Chalid, insentif pemerintah yang diberikan kepada PHM, PHSS, dan PHKT diperkirakan akan mendorong nilai investasi migas yang lebih besar mencapai sekitar 9 miliar Dollar AS atau Rp 129 triliun.
Investasi ini diperlukan terutama pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan-lapangan migas untuk menemukan sumber daya baru dan menambah cadangan yang penting bagi ketahanan energi nasional.
“Dengan diterimanya insentif, pada tahun 2022 ini PHM, PHSS dan PHKT menargetkan kegiatan pengeboran sebanyak 194 sumur, jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya. Sampai triwulan pertama tahun ini, PHI telah mengebor sebanyak 1 sumur eksplorasi dan 29 sumur pengembangan/eksploitasi,” ungkap Chalid.
Chalid pun menambahkan bahwa insentif ini akan dapat mendukung keberhasilan PHI dalam menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan migas yang sudah mature.
“Selain mendukung peningkatan jumlah cadangan dan tingkat produksi migas yang dihasilkan oleh kegiatan pengeboran eksplorasi dan eskploitasi yang lebih masif, keberlangsungan investasi migas yang didorong oleh pemberian insentif ini akan memberikan dampak berganda bagi pengembangan ekonomi daerah, ketersediaan lapangan kerja, pertumbuhan bisnis lokal, pengembangan masyarakat, serta pendapatan pemerintah,” pungkasnya.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Regional 3 Kalimantan.
Tahun 2021 lalu, melalui anak perusahaan dan afiliasinya, PHI memproduksi minyak sebanyak rata-rata 46,5 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 625,2 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan untuk mendukung ‘energi Kalimantan untuk Indonesia’. (ptr/hdl)