Jakarta (pilar.id) – Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai, meningkatnya kasus positif Covid-19 adalah hal yang wajar. Bekal imunitas yang kuat (vaksinasi), membuat kasus yang muncul ke permukaan masih lebih kecil ketimbang gelombang varian Delta.
Saat ini Indonesia dilanda gelombang varian Omicron BA4 dan BA5. Menurutnya yang membedakan dengan varian Delta, pasien yang masuk ICU saat gelombang BA5 lebih sedikit. Demikian juga jumlah kasus kematiannya, jauh lebih kecil ketimbang varian Delta.
“Salah satunya akibat modal imunitas, khususnya vaksinasi,” kata Dicky kepada Pilar.id, Rabu (13/7/2022).
Di sisi lain, meningkatnya kasus positif disebabkan oleh peningkatan testing. Meningkatnya testing disebabkan oleh aturan atau kebijakan baru yang menuntut orang harus melakukan testing covid-19 sebelum berpergian ke seluruh daerah di Indonesia.
Dengan kebijakan baru tersebut, yang tadinya orang malas melakukan tes, sekarang mau tidak mau harus melakukannya. Ditambah, meningkatnya kasus positif karena varian BA4 dan BA5 memiliki kemampuan menularkan virus yang sangat tinggi jika dibandingkan varian Delta.
“Jadi kenaikan kasus positif baru bukan suatu yang aneh. Sebetulnya kalau dilakukan lebih masif testingnya, bisa 3 sampai 5 kali lebih besar kasus infeksinya,” kata dia.
Meskipun pada gelombang barian BA4 dan BA5 kasus kesakitan atau jumlah orang masuk rumah sakit itu jauh lebih kecil daripada varian Delta, tapi tetap akan menjadi beban di fasilitas kesehatan (faskes).
“Tapi harus dicermati dari data yang ada secara global, kita melihat bahwa gelombang BA5 ini tetap membawa beban faskes karena orang masuk rumah sakit tetap banyak,” ujar Dicky. (her/hdl)