Jember (pilar.id) – Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) kembali menorehkan catatan positif dengan hasil panen jagung yang melimpah di Dusun Batu Ampar, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Diketahui, dari lahan wakaf produktif seluas 8,9 hektar, YDSF berhasil menghasilkan panen jagung kering sebanyak 35 ton.
Hasil panen yang membanggakan tersebut langsung dinikmati oleh Komunitas Tani Mandiri yang dibina oleh YDSF. Mereka tidak kesulitan mencari pembeli karena hasil panen jagung langsung dibeli oleh perusahaan pembenihan di Jember.
“Kami sangat bersyukur melihat hasil yang telah kami capai. Para petani kami berhasil memanfaatkan lahan kosong yang tadinya tidak terpakai. Dari sembilan petani, telah terhimpun 8,9 hektar yang kami kelola. Kami berharap program ini dapat menjadi pilot project yang akan diperluas manfaatnya bagi lebih banyak keluarga petani di masa yang akan datang,” ungkap Jauhari Sani, Direktur Utama YDSF, saat acara panen raya.
Jauhari menjelaskan bahwa keberhasilan program ini tidak lepas dari sinergi antara berbagai pihak, termasuk PT Benih Citra Asia sebagai pembeli jagung, PTPN XII, dan masyarakat desa setempat. Proses penanaman jagung dimulai pada bulan Desember 2023 lalu, memanfaatkan lahan kosong yang dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara XII.
Jenis jagung yang dibudidayakan di Batu Ampar adalah jagung pembibitan, yang harganya ditetapkan sebelum tanam dilakukan dan tidak mengikuti fluktuasi harga pasar. Harga jagung hasil panen di petani berkisar sekitar Rp4000 per kilogram, sesuai dengan harga rata-rata jagung di Kabupaten Jember.
“Kami sangat berterima kasih kepada para donatur dan wakif yang telah mendukung program wakaf produktif YDSF ini,” tambahnya.
Salah seorang petani binaan YDSF, Alfa (47), menyampaikan kegembiraannya atas hasil panen jagung tersebut. Meskipun mengalami beberapa kendala pada awal penanaman karena kondisi cuaca, namun usahanya terbayar dengan hasil yang memuaskan.
“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami melalui program ini. Kami akan terus semangat untuk meningkatkan produksi jagung di masa mendatang,” ujarnya.
Kementerian Agama Kabupaten Jember melalui bidang Pemberdayaan Zakat dan Wakaf juga memberikan apresiasi terhadap program pengembangan wakaf produktif yang dilaksanakan oleh YDSF. Mereka menginginkan agar program ini dapat diperluas ke daerah lain di sekitar Jember, seperti Bondowoso dan Banyuwangi.
“Program ini sangat baik. Kami berharap kerjasama antara YDSF dan masyarakat tidak hanya terbatas di Silo, tetapi juga dapat merambah ke daerah lain seperti Bondowoso dan Banyuwangi agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak petani,” kata Cecep Hendrik Adiatna, perwakilan Kemenag Jember. (rio/ted)