Surabaya (pilar.id) – Sejak tahun 2021 lalu, salah satu kampung yang ada di Kabupaten Gresik mengajak masyarakat mereka untuk secara disiplin dan rutin memilah serta memilih sampah sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Gerakan memilih dan memilah sampah ini dilakukan oleh masyarakat Kampung Siba Klasik secara rutin sebelum membuang sampah mereka ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik.
Sehingga, masyatakat secara rutin sudah terbiasa memilah sampah dan hanya membuang sampah anorganik ke TPA Ngipik. Sedangkan sampah organik dimanfaatkan sebagai kompos.
Di sisi lain, Pemerintah setempat juga rutin menggelar penyuluhan terkait cara memilah sampah agar kesadaran masyarakan di Kampung Siba Klasik terus tumbuh dan konsisten.
Dimana, dalam kegiatan penyuluhan memilah sampah tersebut, pemerintah di Kampung Siba Klasik bekerja sama dengan salah satu organisasi pecinta lingkungan, Zero Waste.
“Jadi setelah mendapat monitoring tentang pemilahan sampah, berdasar data dari tim di bulan Februari 2023 ini, warga kampung SIBA Klasik hampir 70% sudah patuh,” kata Ketua RT.02 RW.05 Kampung Siba Klasik, Saifudin Efendi, Senin (3/4/2023)
Perlu diketahui, Tim Penyuluh Zero Waste sebelumnya telah disahkan berupa Surat Keputusan (SK) dari Lurah Sidokumpul, Gresik, Kabupaten Gresik yang khusus menugaskan sebagai tim edukasi pengelolaah sampah di kawasan kampung SIBA KLASIK.
Kegiatan penyuluhan tersebut menurut Dina Andriani salah satu anggota Tim Penyuluh Zero Waste, bahwa melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah penting dilakukan.
“Kami tidak lelah mengingatkan masyarakat SIBA KLASIK untuk selalu memilah sampah sejak dari rumah, karena itu adalah kunci agar sampah dapat dikelolah dan tidak berakhir sia-sia di TPS,” ujarnya.
Tak hanya penyuluhan, Dina menyebut jika di kampung SIBA KLASIK sudah tersedia fasilitas untuk mengelolah sampah salah satunya komposter, diantaranya 80 komposter biopori, 134 komposter mini dan 10 tong komposter. Serta kerap melakukan monitoring kepatuhan pemilahan sampah.
“Sehingga 60 persen timbulan sampah organik bisa kita olah sendiri dan tidak dibawa ke TPA ngipik, yang dibawa hanya timbulan sampah residu sekitar 20 persen,” tambahnya.
Atas kerjasama dari tim Penyuluh Zero Waste, Saifudin Efendi memberikan semangat kepada tim untuk terus mengedukasi masyakat supaya konsisten memilah sampah sehingga bisa berkontribusi dalam penyelesaian problem sampah di kabupaten Gresik
“Semoga kampung SIBA KLASIK bisa berkontribusi dalam program Nawakarsa pak Bupati salah satunya Gresik Lestari supaya lingkungan bersih,” harapnya. (jel/fat)