Jakarta (pilar.id) – Jika opor ayam jadi makanan khas pembuka Hari Raya Idul Fitri. Maka, ketupat jadi sajian penutup yang identik disajikan pada hari ketujuh Hari Raya Lebaran Idul Fitri.
Ketupat sendiri merupakan jenis makanan yang terbuat dari beras. Dimana, beras tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah dari hasil anyaman janur atau daun kelapa yang masih muda kemudian dikukus.
Saat disajikan, ketupat disandingkan dengan sayuran bersantan. Dari waktu ke waktu, kreasi bentuk dan penyajian ketupat pun terus mengalami pwrkembangan di berbagai daerah di Indonesia.
Berikut ini beberapa jenis ketupat yang berkembang di Indonesia:
1. Ketupat Glabed
Ketupat Glabed merupakan sajian yang populer di Kabupaten Tegal saat masa lebaran Idul Fitri. Ketupat ini dimakan dengan kuah kuning kental.
Glabed sendiri sebenarnya berasal dari ucapan orang Tegal bila mengekspresikan kuah yang kental ini. Glabed-glabed! Ketupatnya dipotong-potong, dibubuhi tempe goreng, dan disiram dengan kuah glabed.
Ketupat Glabed juga bisa disajikan dengan topping dari kerupuk mi yang terbuat dari tepung singkong dan taburan bawang goreng. Tingkat kepedasannya pun bisa diatur sesuai dengan selera.
Ciri khas lain dari Ketupat Glabed adalah lauknya. Kupat Glabed selalu didampingi dengan sate ayam atau sate kerang.
2. Ketupek Katan Kapau
Kapau Katupek katan yang khas Kapau, yaitu ketupat ketan berukuran kecil yang dimasak dalam santan berbumbu. Ketupat ketan adalah versi rebus dari lemang.
Santannya menjadi sampai kental sekali dan merasuk ke dalam ketupat. Ketupat kentan ini bisa dimakan sebagai dessert, tetapi juga bisa dimakan dengan lauk pedas, misalnya gulai itik cabe hijau atau rendang.
3. Ketupat Betawi (Bebanci)
Masakan paling khas dan unik yang dimiliki masyarakat Betawi adalah ketupat bebanci. Sesuai dengan namanya, ketupat bebanci adalah masakan dengan unsur utama ketupat.
Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah. Sayangnya saat ini sudah sangat sulit menemukan penjual ketupat ini.
4. Ketupat Blegong (Tegal)
Kupat ini adalah jenis lain dari kupat Glabed yang merupakan khas dari Tegal. Perbedaannya adalah dari sajian lauknya yang menggunakan daging Blenggong. Yakni, daging hewan unggas hasil perkawinan Bebek dan Angsa.
5. Ketupat cabuk rambak (Solo)
Cabuk rambak adalah ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, dan disiram dengan sedikit sambal wijen (dicampur kemiri dan kelapa parut yang terlebih dulu digongseng).
Ada yang menyukai sambal yang sangat pedas, ada yang menyukai rasa sambal yang gurih. Rasa sambalnya memang sangat khas. Hidangan ini disajikan dengan kerupuk nasi yang disebut karak.
6. Ketupat/lontong Sayur Lontong Sayur
Alih-alih menggunakan anyaman janur, lontong biasanya dibuat dari daun pisang atau plastik sebagai wadah nasi sebelum dimasak.
Lontong biasanya dibuat untuk melengkapi sajian ketupat di masa kupatan. Apalagi, ketika janur makin sulit ditemukan karena tidak lagi banyak pohon kelapa.
Biasanya Lontong sayur itu artinya santan kental yang gurih. Namun, bagi mereka yang tidak bisa makan santan karena kolesterol atau masalah kesehatan lainnya, bisa diganti dengan dengan sayur tanpa santan ditambah dengan dikasih soun.
Lontong sayur juga identik dengan topping telur rebus dan ditaburi bawang goreng. (fat)