Surabaya (pilar.id) – Isu penanganan gawat darurat muncul mesti dipahami dan diterapkan dengan cara sungguh-sungguh. Diantaranya jika situasi ini berhubungan dengan pasien yang jelas butuh penanganan medis yang tepat.
“Setiap orang ataupun tenaga medis yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) baik di rumah sakit maupun layanan kesehatan harus siap dan ready, sewaktu-waktu, setiap saat, sesuai job desk mereka bekerja,” ingat Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, saat membuka Simposium Kedokteran di Hotel Shangri-La Surabaya, Sabtu (11/3/2023).
Tema Emergency For Every Doctor, kata Emil Dardak, jadi sesuatu hal yang sangat penting karena dengan penanganan medis bisa menyelamatkan nyawa para pasien dengan durasi waktu yang sangat pendek.
Untuk itu, peraih gelar doktor ekonomi pembangunan termuda di Ritsumeikan Asia Pacific University Jepang ini mengingatkan, seorang paramedis tidak boleh memilih jam dalam bekerja.
“Mereka harus siap dan sigap dengan leyanan kegawat daruratan yang terjadi sewaktu waktu ketika kedatangan pasien yang membutuhkan pertolongan medis,” tegasnya.
Baik sebagai dokter, perawat, dan tenaga medis, kata Emil, kita harus terus mengembangkan diri melalui berbagai literatur keilmuan di bidang kesehatan. Apalagi ilmu kedokteran terus berkembang pesat seiring perubahan dan perkembangan zaman.
Kecepatan penanganan kegawatdaruratan, lanjutnya, akan mendukung dan mencegah situasi sekaligus menciptakan sistem keselamatan yang maksimal.
Dikatakan, perawatan yang tepat dan secepat akan memungkinan untuk menangani kondisi medis darurat yang bisa mengancam nyawa.
Emil kemudian mencontohkan, paramedis IGD harus bisa memetakan setiap penanganan kepada pasien seperti mengirimkan ambulance harus sesuai dengan kebutuhan pasien.
“Jadi para medis ketika memilih ambulance harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Kalau mengirimkan ambulance yang salah akan berakibat fatal. IGD harus sudah mempunyai perhitungan dan diperkuat dengan data ketika menjemput pasien ketika terdapat situasi kegawat daruratan yang terjadi,” terangnya. (ret/hdl)