Jakarta (pilar.id) – Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengamini pernyataan pemerintah soal membaiknya kondisi pandemi covid-19 di Indonesia. Terutama dalam menghadapi varian Omicron.
Kendati demikian, Dicky mengingat, bahwa dalam konteks domestik atau lokal, Indonesia belum mencapai status yang disebut dengan terkendali. Bahkan fase akut dari pandemi di Tanah Air masih belum terlampaui.
“Karena fase akut itu setidaknya kita harus mengejar 70 persen dari total populasi sudah tervaksinasi. Itu batasannya. Fase akut dari pandemi. Artinya saat ini kita masih dalam fase kritis atau akut,” kata Dicky, Selasa (5/4/2022).
Menurut data Satgas Covid-19 per kemarin, total angka vaksinasi dosis pertama di Indonesia mencapai 196.880.116 orang. Lalu total vaksinasi dosis kedua di mencapai 160.107.111 orang. Sementara total vaksinasi dosis ketiga mencapai 24.045.810 orang.
Pemerintah Indonesia memasang target total vaksinasi covid-19 sebanyak 208.265.720 penduduk. Jika dibandingkan dengan total sasaran Covid-19 tersebut berarti hingga hari ini, vaksinasi dosis pertama mencapai 94,53 persen.
Adapun tingkat vaksinasi dosis kedua di Indonesia baru mencapai 76,88 persen. Tingkat vaksinasi ketiga baru 11,55 persen dari target vaksinasi virus corona.
Oleh sebab itu, lanjut Dicky, meskipun situasi covid-19 sudah melandai, semua pihak tidak bisa menganggap bahwa fase kritis sudah berlalu. Apalagi, saat ini tes positivity rate Indonesia masih di atas 5 persen.
Artinya, kata dia, klaim pemerintah soal kasus corona semakin sedikit dan terkendali itu sebenarnya kurang tepat. Sebab, kasus yang belum terdeteksi di masyarakat masih jauh lebih banyak ketimbang data pemerintah. Baik itu kasus infeksi, kesakitan dan kasus kematian.
“Ini yang masih ada keterbatasan Indonesia dalam menjangkau kasus-kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat,” kata dia.
Akan tetapi, sekalipun Indonesia belum masuk kepada fase terkendali, namun harus tetap melakukan fase transisi. Karena untuk pemulihan, bukan hanya aspek kesehatan tapi aspek di luar kesehatan, terutama aspek ekonomi dan sosial.
Namun begitu, dalam menjalankan fase transisi ini, pemerintah harus melakukannya dengan terkendali dan bertahap. Tidak disarankan menjakankan fase transisi secara terburu-buru, apalagi langsung digeneralisasi di setiap daerah.
“Arah dan tujuan dari manajemen pandemi covid-19 ini adalah ke arah terkendali. Oleh karena itu, kegiatan atau fase transisi ini tidak boleh langsung masif, harus disesuaikan dengan daerah masing-masing. Sesuai capaian dan kondisi atau indikator epidemiologinya,” tutupnya. (her/fat)