Rembang (pilar.id) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, tetap bertekad melanjutkan program seribu embung meskipun targetnya telah tercapai. Hal ini disebabkan masih banyak daerah yang membutuhkan pasokan air untuk pertanian.
“Ini area-area kering, memang kalau tidak ada curah hujan mereka tidak mendapatkan air. Maka mudah-mudahan sekian embung yang terbangun akan bisa membantu. Akan kami tambah terus dan tidak berhenti karena kebutuhan masih banyak sekali,” kata Ganjar saat melakukan tinjauan pembangunan Embung Glebeg di Desa Glebeg, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, pada Senin (10/7/2023).
Embung, atau yang juga dikenal sebagai cekungan penampung (retention basin), adalah area tanah yang lebih rendah dari daratan sekitarnya dengan luas yang cukup besar untuk menampung air.
Secara umum, embung digunakan sebagai sarana pengendali air untuk keperluan tertentu. Selain berfungsi sebagai tempat penampung air yang bermanfaat bagi manusia, embung juga memiliki peran dalam menjaga keseimbangan alam.
Terkait penambahan embung, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan berkoordinasi dengan pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dan pemerintah pusat.
“Makin banyak embung di area yang suplai airnya kurang bisa terpenuhi dengan modifikasi. Ada modifikasi tempat-tempat penampungan air, ada modifikasi saluran. Bahkan, pada titik tertentu kami modifikasi cuaca yang beberapa kali kami lakukan,” ujarnya.
Dalam kunjungannya ke Embung Glebeg, Ganjar memberikan beberapa catatan terkait pekerjaan yang masih perlu diperbaiki sebelum diserahterimakan. Salah satunya adalah kondisi paving yang tampak amblas. Ia meminta agar perbaikan dilakukan terlebih dahulu sebelum diserahterimakan. “Ini suruh perbaiki dulu. Jangan mau menerima jika masih seperti ini,” tegas Ganjar ketika melihat kondisi paving yang amblas.
Pembangunan Embung Glebeg didanai melalui Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022, dengan pagu bantuan senilai Rp3,1 miliar.
Embung Glebeg memiliki luas sekitar 2.279,5 meter persegi. Kapasitas embung ini dapat menampung air sekitar 9.118 meter kubik dan mampu mengairi lahan pertanian dan perkebunan seluas 30 hektar.
“Kita menghadapi musim kemarau dan kemungkinan musim kemarau yang panjang. Jadi, Pak Bupati membangun embung di sana, dan kami membangun dari tingkat provinsi di sini. Harapan kami adalah embung ini akan menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan pasokan air untuk kebun. Khususnya untuk tanaman tebu dan tembakau,” jelas Ganjar.
Ganjar berharap Embung Glebeg dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sehingga kebutuhan air untuk pertanian dan perkebunan di sekitarnya dapat terpenuhi.
“Meskipun masih ada kekurangan, tentu saja masih ada kekurangan, kami berusaha menambah embung di beberapa tempat. Tapi setidaknya kami berharap embung ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga masalah pasokan air untuk pertanian atau perkebunan mereka dapat teratasi,” pungkasnya. (ted)