Surabaya (pilar.id)– Adanya isu resesi global dan krisis finansial akan terjadi di hampir seluruh negara yang pernah disampaikan presiden Indonesia Joko Widodo, juga diperkuat berdasar data dari Bank Dunia melalui situs www.worldbank.org akan di hadapi diseluruh dunia.
Dalam data tersebut, disebut ditahun 2023 kemungkinan akan terjadi resesi dari segi perekonomian dan krisis finansial secara global.
Hal tersebut juga dipengaruh oleh perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai dan global warming yang berdampak pada naiknya harga komoditas.
Hal tersebut membuat masyarakat harus memiliki perencanaan keuangan yang tepat. Maka dari itu Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya, Dr. Werner Ria Murhadi, membagikan tips financial planning agar bisa menghadapi tren perekonomian tahun 2023 mendatang.
Dalam tipsnya, Werner mengatakan, bila dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak stabil, seseorang perlu merencanakan investasi yang lebih bijak dan terencana karena satu-satunya yang bisa mengalahkan inflasi hanya investasi.
“Hindari aset-aset yang sifatnya fluktuatif, seperti investasi nilai tukar dan saham. Sangat disarankan untuk investasi ke pasar uang dan memiliki pendapatan tetap yang relatif tidak terlalu berfluktuasi,” ujarnya.
Selain itu, dia menambahkan, bila ingin likuiditasnya tinggi, investasi emas juga dapat dilakukan karena emas merupakan aset yang anti inflasi.
Sedangkan untuk pelajar atau mahasiswa yang ingin berinvestasi, Werner menyarankan untuk memulai investasi pada manajer investasi agar aman dan dana bisa berkembang.
Tetapi bagi pelaku bisnis seperti perusahaan atau UMKM, pakar keuangan tersebut mengatakan, tetap perlu melakukan investasi dalam mengatur perencanaan keuangan.
“Selain investasi, perlu bagi perusahaan untuk menjaga arus kas di tengah ketidakpastian ekonomi. Arus kas menjadi bagian penting, karena apabila ada sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, perusahaan bisa survive minimal tiga sampai enam bulan dengan likuiditas yang ada,” jelasnya.
Sementara itu, Werner juga menyampaikan, jika pada libur akhir tahun, biasanya menjadi momen masyarakat membelanjakan bonus tahunannya untuk belanja dan berwisata.
Hal tersebut bagi Werner, perlu dilakukan agar perekonomian tetap berjalan. Tetapi, masyarakat juga perlu aware untuk menyisihkan uang agar bisa melakukan financial planning di awal tahun 2023.
“Sebagian bonus tahunan bisa disisihkan untuk melunasi kewajiban atau hutang. Kalau tidak punya hutang, uangnya bisa dibuat investasi. Jadi tetap dilakukan dengan cara yang bijaksana dan tahu mana yang jadi prioritas,” tuturnya.
Meski begitu, Ketua Program Studi Magister Manajemen Ubaya itu mengatakan, jika tidak ada persentase pembagian keuangan yang fix di ilmu financial planning, namun bergantung pada kondisi keuangan masing-masing individu yang perlu dikelola dengan bijak.
“Meskipun ada kekhawatiran terkait ekonomi tahun depan, namun bagi yang punya kelebihan dana tetap harus belanja. Bagi yang uangnya terbatas, lebih berhati-hati dalam berinvestasi, serta roda perekonomian dapat terkendali,” pungkasnya. (jel/din)