Brebes (pilar.id) – Posyandu Melati yang terletak di Desa Ciampel, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes telah menciptakan pendekatan unik dalam penanganan masalah stunting. Lebih dari sekadar menunggu dana dari pemerintah, masyarakat setempat secara gotong royong turut serta dalam upaya penanggulangan stunting di wilayah mereka.
Para kader posyandu telah berhasil mengajak warga untuk berpartisipasi dalam gotong royong ini. Kontribusi berupa sumbangan uang mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000, serta berbagai sumbangan sayuran, telah dikumpulkan dan dialokasikan kepada ibu hamil dan balita yang mengalami stunting melalui program makanan tambahan (PMT).
Inisiatif unik ini menarik perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang pada Kamis (10/8/2023) mengunjungi Desa Brebes. Ganjar dan istrinya, Siti Atikoh, meluangkan waktu untuk melihat langsung kegiatan di Posyandu Melati.
Tri Ubaya, salah satu kader Posyandu Melati, mengungkapkan, “Kami sangat senang bahwa Pak Ganjar dan Bu Atikoh datang. Kedatangan mereka adalah bentuk apresiasi yang menguatkan semangat kami.”
Tri menjelaskan bahwa di desanya sudah terdapat anggaran dana desa untuk penanganan stunting. Namun, mereka tidak ingin hanya bergantung pada satu sumber dana tersebut.
“Kami menggerakkan masyarakat untuk gotong royong memberikan bantuan. Ini adalah sumbangan yang diberikan dengan tulus, tanpa paksaan atau penentuan jumlah yang harus disumbangkan,” terang Tri.
Sumbangan dari warga tidak hanya berupa uang, tetapi juga bahan-bahan lain seperti sayuran dan telur.
“Setiap bulan kami bisa mengumpulkan sekitar Rp100.000, kemudian kami membeli PMT. Kami menyediakan bantuan ini untuk mereka yang menjadi sasaran program,” ungkapnya.
Tri menyatakan bahwa program ini telah berhasil efektif dalam penanganan stunting di desanya. Saat ini, hanya tinggal tiga anak yang mengalami stunting di desanya.
“Kini hanya ada tiga anak yang mengalami stunting, dan kami terus berkomitmen untuk menangani masalah ini dengan serius hingga mencapai angka nol,” tambahnya.
Ganjar Pranowo memberikan apresiasi terhadap program gotong royong yang dijalankan dalam upaya penanganan stunting di Desa Ciampel, Brebes. Menurutnya, inisiatif ini patut dicontoh dan memiliki daya tarik tersendiri.
“Ikut serta dalam pemberian makanan tambahan, gotong royong, hingga ada pemberian besek. Ada orang yang menyumbangkan dua ribu, dan ada yang menyumbangkan lima ribu rupiah dalam besek. Untuk apa uang ini? Nantinya akan digunakan untuk berbagai tambahan yang dibutuhkan,” ungkap Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar mendorong kegiatan posyandu sebagai garda terdepan dalam menurunkan angka stunting. Ia menekankan pentingnya peran para kader posyandu dalam memberikan informasi, konseling, serta memastikan kesehatan ibu hamil.
“Kami tanyakan kegiatan posyandu, dan hasilnya sangat baik. Saat ini, ada enam ibu hamil di desa ini, dan semuanya dalam kondisi sehat. Ada dua ibu yang berisiko tinggi, dan mereka terus dipantau secara berkala,” ucapnya.
Ganjar Pranowo juga mengajak semua pihak untuk peduli terhadap masalah stunting ini. Dalam upaya penurunan angka stunting, Ganjar juga menginisiasi program bernama “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng)”.
“Kita perlu memastikan bahwa ibu hamil menerima asupan gizi yang cukup. Inilah kekuatan posyandu yang diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian, serta memeriksa kondisi satu per satu. Dengan begitu, kita berharap stunting dapat dicegah lebih awal,” tutupnya.
Penanganan stunting merupakan fokus utama Ganjar Pranowo selama kepemimpinannya di Jawa Tengah. Dalam empat tahun terakhir, Ganjar berhasil menurunkan angka stunting sebesar 51 persen. Angka stunting di Jateng turun dari 24,4 persen pada tahun 2018 menjadi 11,9 persen pada tahun 2022. (mad/hdl)