Jakarta (pilar.id) – Terbongkarnya kasus love scam di Kepulaun Riau kembali mengingatkan kita untuk selalu waspada, terlebih saat berinteraksi dengan orang lain di sosial media. Karena beberapa kejahatan love scam, ada yang menyebut sebagai romance scam, kerap muncul gara-gara hubungan gelap mata di sosial media.
Diketahui, love scamming adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penipuan yang dilakukan dengan berpura-pura menjalin hubungan asmara dengan korban.
Pelaku penipuan akan menggunakan berbagai cara untuk membangun kepercayaan korban, seperti memberikan perhatian, pujian, atau janji-janji romantis. Setelah korban merasa nyaman dan percaya, pelaku akan mulai meminta bantuan finansial atau informasi pribadi.
Modus love scamming sering kali terjadi di media sosial atau aplikasi kencan. Pelaku biasanya akan menargetkan korban yang berusia muda, lajang, dan memiliki profil yang menunjukkan mereka sedang mencari pasangan.
Pelaku akan menggunakan foto dan identitas palsu untuk membuat korban percaya bahwa mereka adalah orang yang mereka tunjukkan.
Ciri-ciri love scamming yang kerap ditemui, pelaku akan langsung menyatakan cinta dalam waktu perkenalan yang singkat. Pelaku juga selalu mengatakan janji manis, seperti akan menikahi korban atau membawa korban ke luar negeri.
Hal lain, pelaku akan meminta bantuan finansial, seperti untuk biaya pengobatan, biaya perjalanan, atau untuk investasi. Mereka juga meminta informasi pribadi, seperti nomor rekening bank, nomor kartu kredit, atau nomor KTP.
Jika Anda mengalami salah satu ciri-ciri love scamming, sebaiknya waspada dan jangan mudah terbujuk oleh rayuan pelaku. Anda juga dapat melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib.
Tebar pesona dan tipu daya
Dari beberapa sumber, pilar.id mencatat pola yang sebetulnya hampir sama. Di antaranya, pelaku love scamming sudah memperhatikan perilaku calon korban yang minim pengalaman asmara. Pelaku biasanya akan menargetkan korban yang berusia muda, lajang, dan memiliki profil yang menunjukkan mereka sedang mencari pasangan.
Lalu pelaku akan menggunakan foto dan identitas palsu untuk membuat korban percaya bahwa mereka adalah orang yang mereka tunjukkan.
Bagi para pelaku, korban yang minim pengalaman asmara mungkin lebih mudah percaya dengan rayuan pelaku. Kelompok ini juga dinilai lebih mudah dimanfaatkan untuk memberikan bantuan finansial atau informasi pribadi.
Pelaku kejahatan love scamming ternyata ada yang melakukan secara individu atau kelompok. Pelaku love scamming yang bekerja secara individu biasanya akan menggunakan nama dan identitas palsu untuk membangun kepercayaan korban. Mereka juga akan menggunakan foto dan video palsu untuk membuat korban percaya bahwa mereka adalah orang yang mereka tunjukkan.
Pelaku love scamming yang bekerja secara kelompok biasanya akan menggunakan teknik yang lebih kompleks untuk mengelabui korban. Mereka mungkin akan menggunakan tim untuk membangun profil palsu, membuat foto dan video palsu, dan bahkan memalsukan dokumen.
Contoh kasus love scam
Pada tahun 2022, seorang wanita di Indonesia tertipu oleh seorang pria yang mengaku sebagai tentara Amerika. Pelaku meminta korban untuk mengirimkan uang untuk biaya pengobatan ibunya yang sakit. Korban akhirnya kehilangan uang sebesar Rp 100 juta.
Kasus ini tentu saja mengagetkan banyak pihak. Bagaimana di kasus ini, seseorang bisa tertipu dan dirugikan hingga Rp 100 juta.
Hanya di Indonesia? Ternyata tidak. Pada tahun 2021, seorang pria di Inggris tertipu oleh seorang wanita yang mengaku sebagai dokter di rumah sakit di Amerika Serikat.
Pelaku meminta korban untuk mengirimkan uang untuk biaya pengobatannya yang sakit. Korban akhirnya kehilangan uang sebesar 100 ribu poundsterling.
Lalu pada tahun 2020, seorang wanita di Amerika Serikat tertipu oleh seorang pria yang mengaku sebagai miliarder. Pelaku meminta korban untuk mengirimkan uang untuk biaya investasi. Korban akhirnya kehilangan uang sebesar 1 juta Dollar AS.
Dalam kasus-kasus di atas, pelaku love scamming biasanya akan menggunakan modus yang sama, yaitu berpura-pura menjalin hubungan asmara dengan korban untuk membangun kepercayaan. Setelah korban merasa nyaman dan percaya, pelaku akan mulai meminta bantuan finansial atau informasi pribadi.
Tips menghindari love scamming
Untuk menghindari menjadi korban love scamming, penting untuk berhati-hati saat berkenalan dengan orang asing di media sosial atau aplikasi kencan.
Jangan mudah percaya dengan janji-janji manis dari orang yang baru Anda kenal. Jangan memberikan informasi pribadi kepada orang yang baru Anda kenal. Jika Anda merasa dirugikan oleh love scamming, segera laporkan kasus tersebut ke pihak berwajib. Langkah lain, simak catatn berikut.
- Berhati-hatilah saat berkenalan dengan orang asing di media sosial atau aplikasi kencan.
- Jangan mudah percaya dengan janji-janji manis dari orang yang baru Anda kenal.
- Jangan memberikan informasi pribadi kepada orang yang baru Anda kenal.
- Jika Anda merasa dirugikan oleh love scamming, segera laporkan kasus tersebut ke pihak berwajib.
Kejahatan love scamming ini sangat merugikan korban, baik secara finansial maupun psikologis. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kejahatan ini. (hdl)