Jakarta (pilar.id) – Jelang peringatan hari Kesaktian Pancasila, Monumen Pancasila Sakti, Cipayung, Jakarta Timur tutup hingga 1 Oktober 2022. Penutupan tersebut dilakukan untuk mempersiapan tempat upacara yang rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Mulai besok tanggal 26, karena kan kita juga persiapan untuk 1 Oktober nanti,” kata pemandu Monumen Pancasila Sakti Manulang, kepada Pilar.id, di Jakarta, Minggu (25/9/2022).
Peringatakan hari Kesaktian Pancasila, tak lepas dari sebuah peristiwa besar yang melatarbelakanginya, yaitu Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Peristiwa kelam yang terjadi pada 1965 itu, telah merenggut nyawa 6 jenderal dan 1 perwira TNI AD.
Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean. PKI berdalih jika para jenderal tersebut akan melakukan kudeta terhadap Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Manulang menjelaskan, tanggal 29 September 2022 akan dilaksanakan gladi bersih. Selanjutnya 30 September 2022 merupakan hari tenang. Biasanya, pada malam hari sebelum upacara, diadakan doa bersama.
Selama dua tahun terakhir, kata Manulang, upacara peringatan hari Kesaktian Pancasila hanya dihadiri perwakilan undangan dari masing-masing instansi. Ia berharap, peringatan hari Kesaktian Pancasila tahun ini lebih semarak seperti peringatan hari kemerdekaan RI 2022.
“Dari Istana juga cuma berapa orang, jadi kalau dilihat kebanyakan panitia daripada peserta,” kata Manulang.
Di Monumen Pancasila Sakti, pengunjung akan disuguhkan sumur maut atau yang dikenal lubang buaya, sebagai ‘kuburan’ para pahlawan revolusi. Kemudian ada bekas Sekolah Rakyat (SR), yang serambinya digunakan untuk penyiksaan, pos komando, serta dapur umum.
Salah satu pengunjung dari guru SMPN 3 Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah Mustafa Habib menuturkan, ia bersama murid-muridnya sengaja mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Jakarta. Salah satunya Monumen Pancasila Sakti, dengan tujuan peserta didik memiliki gairah dalam memaknai setiap perjuangan bangsa Indonesia.
“Menarik sekali, ketika di sumur dijelaskan secara detail bagaimana urutan kejadiannya, berapa kedalamannya. Itu sangat memotivasi sekali buat anak-anak, seperti kita melihat langsung kejadian itu,” kata
Ia berharap, Monumen Pancasila Sakti tetap dijaga keasliannya. “Karena kan kalau sudah dipugar dengan berbagai penambahan-penambahan, nanti keasliannya akan hilang,” kata Mustafa. (ach/fat)