Jakarta (pilar.id) – Pada tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) akan memberangkat jamaah haji lanjut usia (lansia) yang jumlahnya cukup signifikan. Bila merujuk World Health Organization (WHO), yang dikategorikan lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas.
Namun, dalam penyelenggaran haji tahun ini ada skala prioritas untuk jamaah dengan usia 65 tahun ke atas yang jumlahnya mencapai 66.943 orang. Sehingga, kalau digabung dengan mereka yang berusia 60 tahun ke atas, maka jumlahnya meningkat hingga mencapai 93.000 jemaah lansia.
Jemaah haji yang berusia 65 tahun ke atas, merupakan sepertiga dari seluruh jemaah haji reguler tahun ini yang mencapai 203.320 orang.
“Karena angkanya yang cukup besar, lanjut sehingga kita harus menegaskan bahwa seluruh petugas, seluruh komponen, baik jamaah maupun petugas harus betul-betul peduli kepada lansia,” kata Fasilitator Bimbingan Teknis Bidang Layanan Haji Lansia Slamet, di Jakarta, Senin (10/4/2023).
Kemenag, lanjut Slamet, telah membuat langkah strategis agar pelayanan dapat dimaksimalkan bagi semua jamaah. Dari sisi internal, Kemenag akan menyiapkan petugas mulai dari petugas di kloter, embarkasi, dan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
“Semua dilakukan bimbingan teknis dengan muatan-muatan lansia,” kata Slamet.
Di sisi lain, Kemenag juga melakukan edukasi kepada para lansia dengan manasik-manasik yang mengedepankan kemudahan, keringanan, atau rukhsah agar jemaah lansia tidak memaksakan diri, dan memberikan alternatif-alternatif ibadah haji yang penuh dengan kemudahan. Di setiap embarkasi, Kemenag juga akan memasang simbol-simbol, dan petunjuk yang mengarah kepada kepedulian terhadap lansia.
“Kita juga menyiapkan buku panduan untuk petugas, menyiapkan panduan untuk lansia bagaimana mereka menjaga kesehatannya,” kata Slamet.
Sementara itu Centre for Ageing Studies Universitas Indonesia (CAS UI) Vita Priantina Dewi mengatakan, PPIH harus memastikan bahwa jemaah haji lansia mendapat semua akses selama menjalankan prosesi ibadah haji. PPIH juga harus memahami karakteristik lansia, mengenali masalah-masalah lansia, dan harus cakap menggunakan alat bantu bagi lansia.
“Saat melayani, posisi kita tidak boleh jongkok, posisi harus sejajar, karena lansia yang dilihat adalah gerakan mulut kita. Kita jangan tegang, rileks, karena kalau tegang, lansia ikut stres,” ujarnya. (ach/hdl)