Surabaya (pilar.id) – Jamu, dengan segala khasiatnya yang terkenal bagi kesehatan, kini mendapat sorotan di tingkat internasional. Hal ini terwujud berkat Dr. Arif Nur Muhammad Ansori MSi, seorang peneliti dari Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair), yang memilih untuk mempromosikan jamu di India.
Dr. Arif Nur Muhammad Ansori MSi mendapatkan kesempatan sebagai narasumber dalam Konferensi Internasional “Indigenous Traditional Knowledge of Medicinal Plants of Nanda Devi Biosphere Reserve of Uttarakhand Himalayas” 2024, yang diadakan oleh Uttaranchal University, India. Acara tersebut berlangsung dari Sabtu (9/3/2024) hingga Minggu (10/3/2024) lalu.
Konferensi tersebut dihadiri oleh 800 delegasi dari berbagai negara, di mana Dr. Arif merupakan satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang diundang sebagai narasumber. Kesempatan langka ini dimanfaatkannya dengan baik.
Dalam presentasinya, Dr. Arif membawakan materi berjudul “Harnessing Bioinformatics and Biotechnology for Advancing Indonesian Herbal Medicine (Jamu) Development”. Beliau menjelaskan bahwa presentasi ini merupakan kesempatan emas untuk mempromosikan jamu dari Indonesia ke dunia internasional. “Saya banyak melakukan promosi pada produk jamu dari Indonesia dan produk lain hasil karya peneliti-peneliti Unair,” ungkapnya.
Dr. Arif menjelaskan bahwa promosi jamu menjadi penting untuk menghindari klaim dari negara lain terkait asal-usul jamu. “UNESCO telah menetapkan jamu sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia. Kita perlu memperkuat promosi ini agar tidak terjadi klaim negara lain seperti kasus warisan budaya sebelumnya yang diambil alih oleh negara lain,” tegasnya.
Setelah kembali dari India, Dr. Arif berencana untuk melakukan kolaborasi riset internasional yang fokus pada eksplorasi tanaman obat dan obat tradisional di Indonesia. Salah satu agenda terdekat adalah publikasi ilmiah dalam jurnal internasional bereputasi.
“Ikhtiar kolaborasi riset dan publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi dengan rekan dari India dan negara-negara lain akan segera kami lakukan. Hingga saat ini, berdasarkan pangkalan data Scopus, kolaborasi publikasi jurnal internasional bereputasi antara Unair dan Uttaranchal University telah mencapai lebih dari 30 naskah,” terangnya.
Dr. Arif juga meraih posisi sebagai Adjunct Faculty Member di Uttaranchal Institute of Pharmaceutical Sciences (UIPS), Uttaranchal University, India, berkat rekam jejak riset yang baik. Dengan lebih dari 160 jurnal ilmiah terindeks Scopus dan h-index 28, Dr. Arif menjadi salah satu sosok yang diakui dalam dunia riset internasional.
“Tahun-tahun sebelumnya, saya juga diundang sebagai guest lecturer dalam berbagai topik sesuai bidang keahlian saya. Sejak itu, tawaran riset dan kolaborasi internasional dari India semakin banyak,” tambahnya. (ipl/hdl)