Jakarta (pilar.id) – Pusat Bimbingan dan Pendidikan (Pusbimdik) Khonghucu di bawah naungan Sekretariat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) menghadirkan rangkaian acara istimewa dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili. Salah satu kegiatan menonjol yang diselenggarakan adalah sunatan masal gratis.
“Kami mengadakan beberapa kegiatan untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili. Akhir pekan ini, kami akan menyelenggarakan sunatan masal di gedung Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat,” ungkap Kepala Pusbimdik Khonghucu, Susari, di Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
“Sunatan masal ini diikuti oleh puluhan anak yatim dan warga kurang mampu secara gratis. Kami juga menyediakan bingkisan untuk mereka bawa pulang setelah acara selesai,” tambahnya.
Susari menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Ditjen Bimas Islam untuk merekrut peserta sunatan masal. Pelaksanaannya didukung oleh para dokter dan tenaga kesehatan dari Klinik Pratama Kementerian Agama.
“Ini merupakan wujud kepedulian sosial umat Khonghucu dalam menyambut tahun baru Imlek 2575 Kongzili,” ujar Susari.
Selain sunatan masal, rangkaian acara perayaan Imlek telah dimulai sejak 1 Februari 2024, termasuk pemasangan reklame tahun baru Imlek di berbagai lokasi, baik pusat maupun daerah.
“Pusbimdik bersama umat Khonghucu juga telah menggelar Bakti Sosial Hari Persaudaraan Manusia pada 3 Februari di Curug Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Selanjutnya, ada pembagian Kue Keranjang di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, dua hari berikutnya,” jelasnya.
Selain itu, Pusbimdik juga menyelenggarakan lomba Karya Jurnalistik Jawa Tengah dengan hadiah mencapai Rp50 juta untuk dua kategori.
“Puncak Perayaan Nasional Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili akan diadakan pada 12 Februari 2024, di Balai Samudera, Jakarta Utara. Para pemimpin dan tokoh nasional, termasuk Gus Men Yaqut Cholil Qoumas, dijadwalkan hadir dalam acara tersebut,” tambahnya.
Perayaan Imlek 2575 Kongzili mengusung tema, “Malu ketika tidak mengenal rasa malu, membuat orang tidak menanggung malu”. Tema ini bertujuan untuk mengingatkan pentingnya memiliki rasa malu dalam kehidupan sehari-hari. Malu di sini merujuk pada sikap jujur, menjaga kepatutan, serta menolak perilaku yang tidak pantas atau tidak benar. (usm/hdl)