Semarang (pilar.id) – Ada salah satu ciri si mana puasa seseorang diterima oleh Allah SWT di Bulan Ramadhan, dan kisah Sayyidina Ali Bin Abi Thalib tentang sebuah Delima yang dibagi ke pengemis dan istri.
Gambaran ini dikisahkan oleh Habib Husei Jafar Al Hadar atau akrab disapa Habib Jafar, mengenai salah satu ciri puasa seseorang di bulan Ramadhan diterima Allah SWT.
Habib Jafar dalam sebuah tayangan video dibagikan akun Instagram @suluhmedia dikutip Pilar.id Ahad 26 Maret 2023, mengisahkan tentang ciri puasa seseorang di bulan Ramadhan diterima.
“Alladzina Yunfiquna Fissorro Iwaddhorro, Dia berbagi walaupun dalam keadaan sedang sempit,” kata Habib Jafar.
Menurut Habib Jafar ‘sempit’ itu bisa jadi sempit hati atau finansial.
“Sempit itu entah sempit hatinya, artinya walaupun kita tidak suka dengan orang itu namun kita tetep berbagi kepadanya. Atau sempit secara finansial, namun menyisihkan untuk membagikan (sesuatu,” katanya.
Habib Jafar mengisahkan ketika sempit finansial seperti yang pernah dialami Sayyidina Ali Bin Abi Thalib yang punya satu buah delima.
Saat itu Sayyidina Ali punya sebuah Delima dipotong menjadi dua untuk dirinya dan istrinya.
“Pas mau di makan, ada seorang pengemis yang minta, lalu beliau memberi separuh Delima itu ke pengemis. Kemudian sisa setengah Delima dipotong lagi, jadi seperempat untuk beliau dan seperempat untuk istrinya,” jelas Habib Jafar.
Nah, hal itulah kata Habib Jafar, ciri orang Bertaqwa di mana taqwa itu menjadikan tujuan berpuasa dalam Al Quran.
“La’allakum Tattaqun, agar kalian bertaqwa,” kata Habib Jafar.
Menurut Habib Jafar, puasa juga tidak hanya dijalani umat Islam, orang sebelum Islam juga melakukannya.
“Kita boleh berbeda dalam keyainan, tapi bersatu dalam persaudaraan,” jelas Habib Jafar. (daz)