Jakarta (pilar.id) – Sebanyak 10 kepala desa dari desa-desa di sekitar lingkar tambang proyek Batu Hijau Kecamatan Jereweh, Maluk, dan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).
Mereka bersama dengan perwakilan masyarakat yang tergabung dalam Forum Gerakan Peduli Investasi (FGPI) Sumbawa Barat ingin menyampaikan aspirasi terkait dengan kondisi iklim investasi di Sumbawa Barat.
Mereka diterima oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana. Juru bicara FGPI, Leo Supardinata mengungkapkan, kedatangannya ingin meluruskan kabar miring terkait tuduhan seperti pelanggaran hak asasi manusia (HAM) hingga permintaan untuk menutup tambang.
“Setelah kita kroscek, ternyata semuanya baik-baik saja. Jadi, aneh saja kalau ada yang menyebutkan ada masalah besar terkait perusahaan tambang di Sumbawa Barat,” kata Leo, di Jakarta, Sabtu (21/1/2023).
Leo berharap agar masyarakat menanggapinya dengan bijaksana. Menjaga kondusifitas daerah, kata dia, menjadi tanggung jawab bersama yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat.
Menurut Leo, keberadaan perusahaan tambang memberikan dampak positif. Meskipun, masih banyak juga hal yang perlu ditingkatkan.
Sementara itu, Kepala Desa Beru Jauhari Effendi menegaskan, pihaknya mendukung investasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat. Sebab, keberadaan tambang tersebut membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
“Kelompok masyarakat yang menyuarakan isu liar menutup tambang, merupakan bentuk agitasi negatif bagi masyarakat kami,” kata dia.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana dalam pertemuan tersebut menyampaikan, pihaknya menyambut baik kedatangan masyarakat Sumbawa Barat di Kementerian ESDM. Menurutnya, segala bentuk informasi terkait aktivitas perusahaan tambang menjadi suatu hal yang selalu dibutuhkan dalam rangka menjaga iklim investasi.
“Jadi menutup tambang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena ada kriteria dan tahapan-tahapannya,” kata Rida. (ach/hdl)