Purwokerto (pilar.id) – Salah satu masalah di daerah-daerah perkotaan di Indonesia adalah seringnya terjadi banjir ketika musim hujan akibat berkurangnya jumlah tanah yang bisa meresap air.
Selain itu, kondisi air tanah yang juga terus menerus menipis. Padahal, air tanah ini memiliki peran penting dalam menjaga struktur tanah dan juga cadangan air bersih. Dua masalah ini, menurut Pakar hidrologi dan sumber daya air Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Yanto, Ph.D bisa diatasi dengan membangun lebih banyak sumur resapan.
“Program pembangunan sumur resapan dapat efektif mendukung upaya mitigasi bencana banjir,” kata Yanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (28/2/2022).
Pengajar di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsoed tersebut mencontohkan program pembuatan sumur resapan di Jakarta yang mampu mengurangi durasi dan kedalaman banjir di beberapa wilayah.
“Meski banjir masih terjadi akibat La Nina tahun 2021, jumlah kejadian dan dampaknya tercatat menurun dibandingkan tahun 2020. Hal ini perlu menjadi contoh bagi daerah lain yang tengah memprioritaskan upaya mitigasi bencana banjir,” katanya.
Yanto menambahkan, sumur resapan termasuk salah satu bangunan drainase yang tidak hanya mampu menurunkan genangan pada saat hujan, tetapi juga mampu menambah cadangan air tanah yang dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau.
“Dapat disimpulkan bahwa pembangunan sumur resapan ini memiliki berbagai dampak positif, karena selain mencegah banjir dapat juga dipergunakan untuk mengurangi dampak ancaman kekeringan,” katanya.
Dia menambahkan sosialisasi mengenai pembangunan sumur resapan perlu terus digencarkan guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat.
“Dengan demikian masyarakat dapat berperan aktif dalam membuat sumur resapan dalam skala desa atau mungkin jika perlu skala lebih kecil seperti skala rumah tangga,” katanya.
Dia menambahkan pembangunan sumur resapan juga bisa dibuat dengan menggunakan teknologi yang sangat sederhana.
“Konstruksinya sangat mudah dibuat, masyarakat dapat membuat sumur dengan kedalaman kurang lebih 3 meter dengan dinding sumur dibuat menggunakan bis beton,” katanya.
Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa masyarakat perlu ikut berperan aktif dalam mendukung upaya mitigasi bencana banjir.
“Salah satu upaya mengurangi banjir dan dampaknya adalah melalui pengelolaan lahan yang baik. Di daerah hulu, konservasi lahan dan rehabilitasi lahan kritis wajib dilakukan untuk mencegah banjir. Di daerah hilir, yang umumnya berupa wilayah permukiman, pembangunan infrastruktur mitigasi banjir seperti sumur resapan dan biopori jadi pilihan yang baik,” katanya. (fat/antara)