Pontianak (pilar.id) – Demi mencapai niat untuk berangkat haji, Mathori terus berjuang menyisihkan uang gajinya setiap bulan agar bisa berangkat ke tanah suci, Arab Saudi menunaikan ibadah haji yang menjadi keinginan terbesar dalam hidupnya.
Warga Sungai Husin Hamzah, Pontianak, Kalimantan Barat itu akhirnya bisa berangkat haji tahun ini setelah 12 tahun menabung dan berniat untuk berangkat haji ke tanah suci.
Mathori yang berusia 48 tahun ini merupakan pekerja harian lepas di Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak sehari-harinya menjadi tukang sapu jalan yang bertugas membersihkan jalan di sekitar Jalan Sungai Jawi, Pontianak, Kalimantan Barat.
Iapun bahagia penuh syukur, tak menyangka akhirnya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Baginya, berangkat haji ke tanah suci bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan.
“Saya nabung sekitar 12 tahun yang lalu, jaman presidennya pak SBY. Rencananya tahun 2020 kemarin mau berangkat arecovid tidak bisa,” terangnya.
Diakuinya ia harus menahan keinginan lain dari gajinya yang sebesar Rp 1.500.000 per bulan untuk menabung berangkat haji. Tak hanya dirinya, sang istripun turut didaftarkan meski masih harus menunggu 20 tahun yang akan datang.
Ia menjelaskan jika ia memiliki uang sekitar Rp1 juta maka langsung ia setor, demikian jika adai Rp500 ribu langsung ia setor setiap bulannya.
“Intinya kita menabung untuk niat yang baik, sekarang alhamdulillah Allah mewujudkan mimpi saya, saya hanya bekerja sebagai tukang sapu,” cetusnya.
Pria dengan 1 cucu ini memantapkan niatnya untuk menunaikan rukun Islam ke 5, yakni menunaikan ibadah haji.
Kini uang yang dikumpulkan dari hasil jerih payah selama hampir seperempat abad berhasil membayar cita-citanya.
“Alhamdulillah lah, memang sudah lama saya menabung saya niatkam untuk berangkat haji, awaknya tak yakin karema saya hanya tukang sapu. Tapi saya niatkan, saya tabung sedikit demi sedikit, saya minta kepada Allah luruskan niat saya, alhamdulillah sekarang terwujud,” cetusnya bercerita.
Mathori termasuk orang yang beruntung karena keberangkatannya tidak tertunda. Ia menjadi salah satu dari ribuan calon jemaah haji di Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menjelaskan beberapa CJH yang terpaksa dipulangkan karena ada yang baru diketahui sedang hamil, sehingga suaminya juga turut pulang.
“Jaga kesehatan sebaik-baiknya, seperti dalam kondisi hamil, sehingga tidak boleh berangkat. Kasihan karena sudah menunggu bertahun-tahun, ibadahnya jadi tertunda,” ungkap Sutarmidji saat mengantar Calon Jamaah Haji asal Kalbar di Hotel Kapuas Palace Pontianak.
Dijelaskannya CJH diminta untuk terbuka terhadap kondisi kesehatan mereka kepada tim kesehatan pihak penyelenggara haji.
“Kedepannya tim medis harus lebih teliti dan detail. Jangan sampai diagnosis di Kalbar berbeda dengan diagnosis di Embarkasi Batam. Bahkan ada calon jamaah haji yang mengidap anemia. Tim medis harus teliti karena penyakit anemia bukan penyakit yang tiba-tiba ada saat mau berangkat ibadah haji, tetapi sudah lama ada,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum PPIHD Provinsi Kalimantan Barat, Harisson mengungkapkan ke-6 orang CJH asal Kalbar yang tidak laik terbang akan difasilitasi pemulangannya dari Batam untuk selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.
“Ada 6 orang CJH Kalbar dari kelompok penerbangan 1, 2, dan 3, yang batal berangkat ke Madinah. Keputusan ini diambil oleh PPIH Embarkasi Batam. Satu orang dari Kabupaten Ketapang ada riwayat hipertensi dan diabetes, sehingga mengakibatkan kakinya bengkak dan mengalami infeksi. Karena suaminya tidak laik terbang, istrinya juga membatalkan keberangkatan,” katanya lagi.
Kemudian, 2 calon jamaah haji dari Kabupaten Kapuas Hulu dimana si istri dinyatakan hamil dengan kandungan berusia 7 minggu saat pemeriksaan menggunakan USG di Batam, maka suaminya juga batal berangkat. Dan 2 orang dari Kota Pontianak yang dinyatakan anemia.
“Karena istrinya tidak boleh berangkat, maka suaminya tidak ikut berangkat juga. Sehingga total ada 6 orang yang batal berangkat sesuai keputusan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Batam,” imbuhnya.
Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Barat(Kalbar), Syahrul Yadi menerangkan tidak hanya jamaah asal Pontianak, calon jemaah haji di beberapa daerah Kalimantan Barat terpaksa menunda keberangkatan hingga tahun yang akan datang.
Beberapa daerah itu diantaranya, Kota Pontianak, Kayong Utara Kabupaten Sintang,dan Kabupaten Melawi.
“Ada bebeberapa daerah yang juga para calon jemaah haji nya tertunda tahun ini, tapi sudah ditutupi dengan yang cadangan, dan itu tidak masalah bahkan sudah ada kesepakatan,” jelasnya lagi.
Para calon jemaah haji yang gagal berangkat pada tahun ini,bakal dimasukkan ke dalam daftar prioritas untuk beribadah haji pada tahun yang akan datang.
“Ini tidak ada tekanan sama sekali, murni dari para calon jemaah haji sendiri keputusannya, jadi tertunda tahun ini berangkat ditahun depan,” cetusnya.
Ditambahkannya terdapat sebanyak 6 orang di senjumlah daerah di Kalbar yang juga menunda keberangkatan. 6 orang itu berasal dari Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sambas, serta Kabupaten Kayong Utara.
“Di Mempawah ada 2 orang, Sambas ada 2 orang dan Kayong Utara ada 2 orang, semuanya tidak ada masalah untuk menunda keberangkatan itu,” uranya mengakhiri. (din)