Surabaya (pilar.id) – Artificial Intelligence (AI) makin sering diperbincangkan. Teknologi ini dipercaya bisa mempermudah kehidupan manusia di masa mendatang. Meski demikian, AI sendiri butuh pengoperasian yang tepat, agar dapat maksimal di masa perubahan sekarang.
Melihat kondisi tersebut, International Business Engineering (IBE) UK Petra menggelar Sharing ilmu bertajuk The Business of Engineering, A New Mindset for The Engineer of The Future bersama pakar dari negara Paman Sam pada Jumat, 2 September 2022 di Amphitheater Gedung Q kampus UK Petra.
Selain itu, seperti yang disampaikan Indiati Njoto Bisono, selaku Ketua IBE Program UK Petra jika kegiatan dilakukan, karena menurutnya perkembangan teknologi saat ini bergerak sangat cepat.
Hal tersebut disebabkan, adanya inovasi teknologi dan revolusi dalam ilmu data atau biasa disebut dengan Artificial Intelligence (AI). Sebagai, sebagai insinyur muda di Indonesia harus bisa beradaptasi, berevolusi, serta mempersiapkan diri pada perkembangan yang terus berubah.
Maka dalam kegiatan ini, Indiati Njoto Bisono, selaku Ketua IBE Program UK Petra, berharap para mahasiswa UK Petra dapat memetik pengalaman dan ilmu yang dibagikan.
“Harapannya 300 peserta baik itu mahasiswa atau pelaku industri akan memahami secara langsung dari pakarnya mengenai Artificial Intelligence (AI) khususnya dalam dunia perbankan,” harap Indiati Njoto Bisono.
Pembicara yang diundang dalam acara ini, ialah warga Indonesia yang telah lama hidup di AS selama 28 tahun, bernama Agus Sudjianto, yang saat ini menjabat sebagai Executive Vice President-Head of Corporate Model Risk Wells Fargo, bank tertua yang terkenal di Amerika Serikat.
“Saya ingin berbagi implementasi AI, khususnya pada dunia perbankan yang selama ini saya geluti. Sehingga para Insinyur muda dapat memanfatkan kekuatan data dalam pengambilan keputusan di sebuah organisasi,” ujar Agus.
Tak hanya itu, Agus sendiri telah memegang beberapa paten di AS dalam bidang keuangan maupun Teknik. Keahlian dan minat teknisnya saat ini meliputi resiko kuantitatif, pembelajaran mesin hingga statistik komputasi.
Selain itu, Agus yang dulu pernah bekerja di Lloyds Banking Group di Inggris dan Ford Motor Company ini bertanggung jawab atas manajemen risiko model perusahaan, mengawasi model, pengembangan hingga penyebaran kecerdasan buatan di Wells Fargo.
Dalam sharingnya ia menyampaikan bahwa Data maupun Big Data adalah tambang emas. Disitulah para insinyur muda harus mempunyai keahlian untuk memodelkan data tersebut yang kemudian menggunakannya sebagai improvement diri.
“Mahasiswa harus belajar Machine Learning maupun coding. Banyak orang pintar, tetapi untuk naik ke atas harus jadi spesialis di antara generalis atau generalis diantara specialist. Maka dari itu Be a Geek who can speak,” tutup Agus. (jel/hdl)