Jakarta (pilar.id) – Masyarakat di Kelurahan Duri Pulo memiliki cita-cita untuk bisa menjadikan kampungnya sebagai kampung kesenian.
Setiap seminggu sekali, masyarakat di Duri Pulo, terutama yang ada di RW 08, secara rutin melakukan latihan beragam kesenian khas Betawi.
Mulai dari latihan musik sampai latihan tari Betawi setiap seminggu sekali secara konsisten berlangsung di Balai RW 08 Kelurahan Duri Pulo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Selain memberikan aktivitas positif dan melatih kepercayaan diri, kesenian diyakini mampu mempertahankan kebudayaan Betawi di tengah gempuran modernisasi.
Kegiatan ini, menurut pelatih musik RW 08 Duri Pulo, Anggasta Rahamana, telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Anggasta juga menyampaikan bahwa saat ini ada dua gurp musik di RW 08 yang sudah jadi bagian dari kelompok seni binaan Suku Dinas (Sudin) Kebudayaan Jakarta Pusat.
“Nama bandnya One For All dan Band PPSU. Masing-masing terdiri dari lima anggota,” kata Anggasta di Jakarta, Sabtu (11/2/2023).
Angga menuturkan, setiap satu kali dalam sepekan, dua band ini selalu berlatih di Ruang Kreasi Duri Pulo.
“Kami selalu membawakan lagu-lagu Betawi seperti lagunya Benyamin Sueb,” tuturnya
Pembina Sanggar Tari Bara Mahesa, Tatang mengutarakan, sanggar tari yang digelutinya sudah ada sejak enam tahun lalu dengan melibatkan anak-anak Duri Pulo.
“Setiap akhir pekan kami mengadakan latihan di Balai Warga RW 08. Anggota sanggar tari kita saat ini sudah mencapai 20 anak,” ucapnya.
Ia menerangkan, sanggar tarinya ini fokus mengajarkan tarian tradisional modern Betawi yang menggabungkan unsur kekinian tanpa merubah dasar dan makna tariannya.
Saat ini, Sanggar Tari Bara Mahesa tengah menyiapkan berkas dan logo untuk diajukan sebagai binaan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat.
Upaya tersebut dilakukan agar anak-anak sanggar tari ini dapat mendapatkan ilmu tambahan dan dilatih lebih profesional.
“Setelah menjadi binaan, kita berharap bisa semakin banyak kesempatan untuk mengasah bakat anak-anak,” tuturnya.
Camat Gambir, Andri Ferdian mengaku bangga dengan warga Duri Pulo yang selama ini terus konsisten melestarikan kebudayaan Betawi.
“Kami selalu mendukung mereka apapun rencana ke depan. Semoga cita-cita warga yang ingin menjadikan wilayahnya menjadi Kampung Kesenian bisa cepat terwujud,” kata Andri.
Kegiatan seni dan budaya memang dari tahun ke tahun semakin tergerus oleh modernisasi.
Melakukan latihan rutin dan menjaring talenta-talenta muda untuk mau bergabung dalam melestarikan budaya Betawi merupakan langkah positif yang berhasil dilakukan oleh masyarakat di Duri Pulo.
Bukan tidak mungkin, dalam kurun waktu mendatang, Duri Pulo akan benar-benar jadi salah satu pusat kampung kesenian Betawi. (fat)