Semarang (pilar.id) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan perhatian yang berkelanjutan terhadap para veteran, termasuk dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-78. Hal ini diungkapkan oleh Kapten CPM Sanjoto, seorang veteran yang pernah mengawal Jenderal Sudirman dan Jenderal Ahmad Yani.
“Saat ini saya tidak bekerja, saya mendapatkan gaji dari TNI, dan juga dari status sebagai veteran. Saya merasa dihargai atas perjuangan saya di masa lalu,” ujar Sanjoto setelah mengikuti upacara HUT ke-78 RI di Lapangan Simpanglima, Kota Semarang, pada Kamis (17/8/2023).
Penting untuk dicatat bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memberikan perhatian kepada Sanjoto, yang lahir di Solo pada tahun 1930. Salah satu contoh nyata adalah kolaborasi antara Pemprov Jateng, REI (Rumah Energi Indonesia), dan Denpom (Dinas Polisi Militer) Semarang pada tahun 2020 dalam memperbaiki rumahnya di Jalan Belimbing Raya nomor 34, Kelurahan Peterongan, Semarang Selatan, Kota Semarang.
Pada momen peringatan HUT Kemerdekaan RI ini, Sanjoto memberikan pesan penting kepada generasi muda untuk mengatasi keraguan dalam diri mereka. Menurutnya, Indonesia harus terus maju ke depan.
“Saya ingin menyampaikan pesan kepada para pemuda, agar bangkit dan mengatasi keraguan. Generasi muda saat ini masih sering merasa ragu-ragu. Kita harus mengatasi keraguan itu dan terus maju demi Indonesia yang lebih maju. Bangsa ini berada di pundak kalian,” pesannya kepada para pemuda.
Ia berharap agar sikap generasi muda saat ini dapat sekuat semangatnya seperti dirinya pada masa mudanya. Saat masih muda, Sanjoto telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan gigih. Pada tahun 1943, ia terlibat dalam perang melawan penjajah Jepang di daerah Solo. Ia bersama pejuang lainnya berhasil melucuti senjata Jepang.
Salah satu perjuangan bersejarah lainnya adalah ketika ia terlibat dalam gerilya untuk merebut kemerdekaan RI pada tahun 1948, dan berhasil mencapai tujuannya. “Saya juga pernah menjadi pengawal Pak Dirman (Jenderal Sudirman), serta mengawal Pak Yani (Jenderal Ahmad Yani). Saya adalah bagian dari pasukan tempur,” kenang Sanjoto.
Sekarang, ia mengakui bahwa banyak dari teman seperjuangannya telah meninggal dunia. Ia masih bisa mengingat bahwa pernah bertemu dengan dua orang temannya yang pernah berjuang bersamanya. Namun, kini ia merasa tidak bisa lagi bertemu dengan mereka.
“Beberapa teman seperjuangan saya, sekarang sudah tiada,” ungkapnya dengan rasa haru. (rio/hdl)