Surabaya (pilar.id) – Komitmen pemerintah untuk merealisasikan infrastruktur transformasi digital terus berlangsung hingga saling terkoneksi di seluruh lapisan masyarakat di pelosok desa pada tahun 2024.
Melalui Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) RI, pemerintah akan meluncurkan Satelit baru bernama Satelit Satria I, II dan III, hingga pada tahun 2024 mendatang.
Hal ini diutarakan Kepala Badan Penelitian dan pengembangan BPSDM Kementerian Kominfo, Dr. Eng. Hary Budiarto, M.Kom.IPM., saat diundang sebagai narasumber AWS Cast, sebuah acara Video podcast Stikosa-AWS, yang ditayangkan secara Live Youtube dan Instagram akun Stikosa-AWS, di studio Podcast kampus Stikosa-AWS, pada Jum’at (25/2/2022) sore.
Hary menjelaskan, Satelit Satria tersebut nantinya, untuk mengcover pemenuhan kebutuhan masyarakat tentang layanan infrasturktur program percepatan akselearasi dan transformasi koneksi digital melalui saluran internet atau frekuensi satelit, antar masyarakat di pelososok desa yang ada, yang selama ini mengami kesulitan akses kebutuhan koneksi internet.
“Jadi nantinya, Satelit ini akan mengkoneksikan antar individu masyarakat dalam coverage area yang selama ini sulit dan yang terputus koneksi akses digital, terutama masyarakat di daerah pegunungan yang sulit mendapatkan akses layanan digital,” ungkap Hary.
Dengan harapan hingga tahun 2024 mendatang, di Indonesia sudah terealisasi desa-desa digital, sebagai salah satu program utama BPSDM Kementerian Kominfo, yang mewujudkan slogan yang digaungkan pemerintah Indonesia semakin terkoneksi, semakin digital, dan semakin maju.
Dalam acara AWS Cast yang berlangsung sekitar satu jam, ia juga menjelaskan penyiapan program lainnya hingga tahun 2024.
Di antaranya program pelaatihan atau workshop Digital Talent Scholarship (DTS) sebagai akselearasi transformasi digital bagi bupati, walikota, gubernur maupun kepala pemerintahan daerah, pelatihan digital talent untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk kalangan professional, untuk akademisi dan pendidikan sekolah, hingga untuk kelompok wirausaha mikro masyarakat.
“Pada tahun 2021, pengembangan DTS mencapai 25.000 hingga 50.000 peserta pelatihan, tahun 2022 ini kita ditargetkan hingga 200 ribu peserta digital talent, setiap tahun target pemerintah terus berkembang. Saya belum tahu, untuk tahun 2023 berapa yang akan pemerintah targetkan nantinya,” tambah pria kelahiran Surabaya ini.
Dalam merealisasi kesempatan tersebut, BPSDMP Kementerian Kominfo Surabaya, diantaranya telah bekerjasama dengan Stikosa-AWS sebagai instruktur pelatihan dan pendampingan digital talent di Indonesia Timur, yang hingga saat ini masih dilangsungkan pelatihan terhadap masyarakat pekerja migran Indonesia di Lombok Tengah, yang memanfaatkan sarana media digital marketing.
Selain Hary Budiarto, narasumber lain yang hadir adalah Achmad Mufid Wahyudi, F&B Expert Executive Vice President Indonesia Council for Small Business, ICSB.
Dalam kesempatan itu Achmad memamparkan, memang dalam kompetisi industry 5.0 dan era digital ini, sebagian besar kemampuan yang dikerjakan manusia, sekarang sudah bertransformasi dengan kemampuan mesin-mesin digital.
Sehingga jumlah SDM banyak berkurang, terseleksi dengan sendirinya. “Di sinilah peran penting berbagai pihak, bukan hanya pemerintah semata, untuk melakukan penyiapan-penyiapan pngembangan SDM di bidang digital, yang terkait dengan hal-hal tertentu yang tidak dapat tergantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin,” terangnya. (jel/hdl)