Kediri (pilar.id) – Ecoton bersama Ekolink warga Desa Tempurejo melakukan kegiatan pelatihan pengomposan organik skala rumah tangga pada Minggu (13/2/2022). Kegiatan ini dilaksanakan di gedung Serbaguna Desa Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kabupaten Kediri.
Mereka yang hadir di kegiatan ini bukan hanya masyarakta Tampurejo. Tetapi juga beberapa stakeholder Kota Kediri. Mulai dari Kepala Seksi Pananganan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri, Kepala Desa Tempurejo, Pengurus Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Warga, Koramil, serta Komunitas Tempurejo serta mahasiswa UNP Kediri.
“Kegiatan ini kelanjutan dari analisis karakteristik sampah yang kami lakukan selama depan 8 hari, kami menemukan karakteristik sampah yang dihasilkan warga kelurahan Tempurejo didominasi sampah organik. Maka dengan adanya kegiatan pelatihan pengomposan ini, harapannya warga bisa menerapkan pengomposan di skala rumah,” jelas Firly Mas’ulatul Janah, selaku Team Zerowaste Ecoton.
Ekolink, menjelaskan dampak nyata dari pemanfaatan sampah organik yang di olah menjadi kompos, manfaat kompos sangat baik bagi pertumbuhan tanaman dan ekosistem di kota Kediri.
“Kualitas tanah kompos sangat mengungguli tanah-tanah biasa. Misalnya, dalam hal kesuburan dan kesehatan hasil panen tersebut bahkan bisa menahan banjir” jelas Anang Maghfur Komunitas Ekolink Bandung.
Pelatihan Pengomposan Sampah Organik tersebut dilakukan dalam beberapa tahap.
Pertama mengenalkan tanah yang subur dan tidak subur lalu dibuat perbandingan apakah memiliki dampak bagi tanaman.
Setelah itu, mengajarkan cara membuat pupuk kompos organik yang dibagi menjadi dua yaitu pupuk cair (mol) dan pupuk padat. Bahan untuk membuat pupuk cair adalah bonggol pisang lalu untuk bahan pupuk padat terdiri dari daun kering, sampah dapur, kotoran hewan dan batang pisang.
Sementara itu kegiatan dihadiri oleh Ferry Silviana Feronica ketua Penggerak PKK Kota Kediri. Ia sangat mendukung kegiatan Zerowaste di desa ini
” Saya juga menekankan pada warga untuk memilah sampah dari rumah, saya pun sudah memulai nya sejak 4 tahun yang lalu, bahkan sekarang saya sudah meninggalkan pembalut sekali pakai dan beralih ke yang bisa berkelanjutan,” harap Ferry Silviana Feronica Ketua Penggerak PKK Kota Kediri. (jel/fat)