Pontianak (Pilar.id) – Direktur Kepatuhan BPD Kalbar Al Amin mengatakan untuk mewujudkan hilirisasi industri di Kalimantan Barat harus ada kolaborasi sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri. Kolaborasi itu antara pemerintah, pihak perbankan, dan pasar modal.
Al Amin menyampaikan itu saat hadir dalam Talkshow Perekonomian “Sinergi Membangun Ekonomi Kalbar Pasca Pandemi: Menangkap Peluang Industri Hilirisasi Sumber Daya Alam di Kalimantan Barat” yang digelar Fojekha di Pontianak, Jumat (3/2).
Lebih lanjut Al Amin mengapresiasi terbentuk Forum Jurnalis Ekonomi Khatulistiwa (Fojekha) karena merupakan wadah berkumpulnya para jurnalis dalam menyampaikan informasi tentang perekonomian daerah.
Sementara itu hadir sebagai narasumber di talkshow , Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Eddy Suratman, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar NA Anggini Sari, dan Taufan Febiola selaku Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalbar.
Ketua Fojekha Dedi mengatakan terselenggara talkshow ini supaya jurnalis ekonomi turut berkontribusi mendorong kehadiran industri hilir di Kalbar sehingga dapat menambah pendapatan daerah yang dialokasi untuk infrastruktur kesehatan, jalan dan pendidikan.
“Adanya Fojekha ini kita juga berharap dapat menjadi corong bagi masyarakat, dapat meningkatkan ekonomi terlebih bagi Umkm tentu melalui berita-berita yang kita sampaikan,” ungkapnya
Di sisi lain, Kepala BI Perwakilan Kalbar Anggini Sari mengatakan komoditas unggulan di Kalbar dapat menjadi penopang pertumbuhan daerah selama mampu mewujudkan hilirisasi.
Apalagi, menurutnya, Kalbar memiliki sejumlah infrastruktur penunjang penjualan komoditas produk berbahan baku sumber daya ke pasar domestik dan luar negeri.
“Pembukaan bertahap pintu eskpor CPO dan produk turunannya melalui pelabuhan internasional Kijing berpotensi meningkatkan PDB Kalbar,” kata Anggini. (din)