Bantul (pilar.id) – Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo mengaku jika pihaknya terus melakukan sinergi dengan berbagai elemen untuk mengantisipasi terjadinya aksi-aksi kekerasan yang melibatkan pelajar di daerahnya.
Ia juga mengatakan, pihaknya terus mendorong terbentuknya kegiatan positif di sekolah supaya anak bisa menggunakan waktu di luar jam sekolah untuk urusan produktif sehingga memberi dampak yang baik.
“Tentu kami juga mengimbau terutama orang tua untuk bisa mengawasi anak-anaknya, melihat sejauh mana kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak kita di Bantul supaya tidak masuk ke dalam kelompok-kelompok yang tidak menguntungkan dan tidak produktif,” terang Joko, Senin (20/3/2023).
Untuk keperluan ia juga melakukan koordinasi dengan Polres Bantul untuk menjaga suasana tetap kondusif, sehingga tidak terjadi persoalan-persoalan yang menyangkut lingkungan masyarakat atau pelajar.
Di samping itu, para pelajar juga berkesempatan menandatangani deklarasi dan menyaksikan pemusnahan barang bukti narkoba, miras, petasan dan knalpot blombongan.
Sebelumnya, ratusan pelajar dari berbagai sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Bantul melakukan deklarasi menolak geng sekolah, kejahatan jalanan dan penyalahgunaan narkoba serta minuman keras (miras) di Lapangan Paseban, Bantul.
Menanggapi hal ini Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengungkapkan pelaksanaan deklarasi ini sebagai upaya menyelamatkan generasi penerus bangsa untuk menolak terlibat dalam geng sekolah, tawuran, kejahatan jalanan hingga penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang.
“Dengan adanya pertunjukan teatrikal ini, kami mengajak semua elemen yang ada di Bantul untuk selalu taat dan patuh terhadap peraturan maupun hukum yang berlaku,” ucapnya di sela kegiatan deklarasi pelajar.
Menurutnya, apabila seorang pelajar melakukan aksi-aksi tersebut hanya terdapat tiga pilihan yakni masuk rumah sakit, meninggal dunia, dan berurusan dengan hukum dengan masuk penjara atau masuk Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPSRR) yang akan mengubur mimpi-mimpi anak.
“Jadi jangan sampai mimpi mereka buyar karena terlibat geng sekolah, kejahatan jalanan dan harus berhadapan dengan hukum dan rumah sakit bahkan meninggal. Mari kita tolak,” tegasnya. (riz/hdl)