Jakarta (pilar.id) – Memasuki tahun 2023, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya melakukan percepatan pengembangan dua moda transportasi publik yang ada di wilayah tersebut.
Kedua moda transportasi yang ingin dilakukan percepatan pengembangannya adalah MRT Jakarta dan LRT Jakarta.
Untuk mendukung upaya percepatan tersebut, Pemprov DKI Jakarta menggelar Rapat Koordinasi bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Rapat koordinasi tersebut membahas pengembangan rute LRT Jakarta dari Velodrome ke Manggarai, percepatan pembangunan MRT Jakarta fase 3 dengan rute Kembangan-Medan Satria, dan revitalisasi Stasiun Tanah Abang.
“Untuk LRT rute Kelapa Gading ke Manggari, Beliau (Menhub) mem-backup dan perizinan-perizinan sudah dalam proses. Saya selalu berkonsultasi dengan pak Menteri Perhubungan,” kata Pj Gubernur Heru Budi melalui keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Terkati dengan rencana revitalisasi Stasiun Tanah Abang, menurut Heru Budi, pengerjaannya nanti akan dilakukan oleh tiga instansi sekaligus.
Ketiga instansi yang akan bertanggung jawab dalam proses revitaslisasi Stasiun Tanah Abang adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, dan Pemprov DKI Jakarta.
“Yang ketiga adalah MRT. Pak Menteri Perhubungan sudah memberikan arahan untuk koridor East-West dan banyak hal yang tadi kita diskusikan,” ujar Pj Gubernur Heru Budi.
Komitmen percepatan dan pengembangan angkutan umum di DKI Jakarta tersebut, mendapatkan apresiasi positif dari Menteri Perbuhungan, Budi Karya Sumadi.
Menurut Menhub, Kota Jakarta akan menjadi contoh pengembangan angkutan massal bagi kota-kota besar lain di seluruh Indonesia.
“Kita memang punya target memaksimalkan angkutan massal yang ada di pusat perkotaan. Ingat bahwa Jakarta ini menjadi contoh bagi seluruh Indonesia,” terang Budi.
Budi menegaskan, pengembangan rute LRT Jakarta dari Velodrome ke Manggarai sudah sangat baik.
Kawasan Manggarai menurut Menhub, merupakan sentral stasiun kereta rel listrik (KRL) yang melayani pergerakan masyarakat dari luar kota (Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi) dan sudah terintegrasi dengan angkutan massal lain, seperti Transjakarta.
Pemprov DKI, lanjut Budi, sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai.
Diperkirakan pembangunan akan selesai pada awal September 2024. Ia mengapresiasi pengembangan rute LRT Jakarta tersebut, karena akan menambah penumpang mencapai 185.000 orang.
Budi juga mendukung rencana revitalisasi Stasiun Tanah Abang yang diusulkan Pemprov DKI dan memberikan izin penggunaan tanah seluas empat hektare milik Kemenhub untuk dijadikan sentral stasiun atau stasiun pengganti Stasiun Tanah Abang.
“Selain membangun, kita pun meminta DKI untuk memperbaiki lingkungan sekitar, sehingga kita tidak menjumpai lagi para penumpang turun di Stasiun Tanah Abang langsung bertemu jalan. Tetapi sudah ada taman, bangunan juga bagus,” jelas Budi.
Terkait pembangunan MRT Jakarta koridor East-West, Budi mengungkapkan, telah membahasnya secara detail bersama Pemprov DKI dan PT MRT Jakarta untuk rute Kembangan-Medan Satria. Nantinya rute ini akan tersambung sedikit ke Bekasi.
Menurut Budi, semua usulan atau gagasan yang disampaikan Pj Gubernur DKI merupakan ide-ide yang sangat strategis untuk membangun integrasi moda transportasi massal.
Apalagi pemerintah membutuhkan contoh pembangunan integrasi moda transportasi massal. Ketika pemerintah mengajak kota-kota besar lain, seperti Surabaya, Medan, Makassar, Bandung, pemerintah sudah mempunyai contoh angkutan massal yang baik. (fat)