Jombang (pilar.id) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang mengadakan sosialisasi Penggunaan Teknologi Untuk pemetaan konservasi hutan dan pementauan kesehatan sungai, pada Kamis (28/7/2022). Untuk kegiatan ini, DLH melibatkan komunitas peduli lingkungan.
Dalam acara yang diselenggarakan di Pendopo Kantor Kecamatan Wonosalam ini, didatangi sekitar 50 peserta, meliputi Pemerhati lingkungan, Perwakilan Desa dan Komunitas mengikuti .
Tak hanya itu, pada sosialisasi tersebut juga melibatkan Yayasan Ecoton sebagai narasumber yang menyampaikan pamaparan tentang Pemetaan Alih Fungsi Lahan dan Upaya Mendeteksi Gejala Longsor, serta Pelibatan Masyarakat Sekitar Sungai Brantas, Berbasis Citizen Science.
Kepala Bidang Konservasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang, Lilik Purwati, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah lanjutan dari hari peringatan lingkungan hidup, yang sebelumnya masih menggunakan alat manual dan belum terdokumentasi secara digital.
“Oleh karena itu kita adakan sosialisasi pemantauan hutan dan kesehatan sungai, agar hasil kegiatan bisa terdokumentasi secara digital, maka dari itu kita adakan sosialisasi digitalisasi, dari pemantauan ini kita dapat memanfaatankan teknologi seperti pemanfaatan gadget dengan foto,” jelasnya.
Tak hanya itu, Lilik juga menyampaikan, jika kegiatan ini merupakan komitmen pemerintah kabupaten Jombang untuk mendampingi masyarakat, dalam melakukan perlindungan lingkungan hidup.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan jika, Wonosalam merupakan wilayah hulu sungai brantas yang memiliki banyak potensi. Maka dari itu, ia berharap adanya penggunaan teknologi dan digitalisasi bisa digunakan sebagai alat pemantauan kondisi hutan dan kesehatan sungai.
” Karena untuk menjaga lingkungan hidup, harus melibatkan banyak instansi, masyarakat sekitar, serta komunitas dan pemerintah desa untuk hadir dan berperan, dalam melakukan pemetaan dan pemantauan kesehatan hutan dan sungai,” jabarnya.
Begitu juga yang disampaikan oleh Eka Chlra Budiarti, selaku Koordinator Citizen Science, serta narasumber dalam acara tersebut. Ia menyampaikan, jika saat ini 70 persen masyarakat tidak terlibat dalam penyelamatan lingkungan hidup.
Maka dari itu, masyarakat perlu mengetahui mengenai Citizen Science, yaitu ilmu sederhana yang bisa dilakukan oleh masyarakat dan bisa menjadi seorang Ilmuwan dengan kegiatan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus.
” Dalam hal ini masyarakat dapat melakukan pemantauan kualitas air, uji mikroplastik, serangga air, dengam foto sebagai media dokumentasi potensi dan pencemaran yang ada di suatu wilayah, lalu di input ke Website dan bisa digunakan sebagai informasi publik dan membantu pemerintah melakukan pemantauan lingkungan hidup,” paparnya.
Hal serupa juga disampaikan, Staff Divisi Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah, jika pemetaan penting untuk inventarisasi potensi sumber daya alam dan monitoring terkait dengan kerusakan lingkungan hidup.
Hal ini sangat penting baginya, untuk mendukung perencanaan, pengelolaan dan konservasi sumberdaya alam untuk wilayah.
” Mengingat Hutan Tropis Indonesia adalah Hutan terbesar ke 3 di Dunia, sehingga menjadi Negara penyumbang Oksigen terbesar ke Dunia karena potensi hutan tropisnya,” pungkasnya. (jel/hdl)