Jakarta (pilar.id) – Masjid unik di Indonesia sangat banyak. Salah satunya berdiri di lahan bekas lokalisasi. Bahkan, ada sebuah masjid yang ‘bertetangga’ dengan tempat transaksi seks.
Masjid-masjid itu masih ada hingga kini. Anda dapat mengunjunginya, terutama saat Ramadhan seperti sekarang ini. Berkunjung ke masjid bisa menjadi sarana edukasi pada penggalian makna dan spiritualitas.
Pada 2022 lalu, Kementerian Agama (Kemenag) mencatat, jumlah masjid di Indonesia mencapai 290.151. Dari jumlah tersebut terdapat beberapa masjid yang unik.
Nah, berikut ini 4 masjid unik yang ada di Indonesia, mulai dari bekas lokalisasi, hingga bertetangga dengan kegiatan prostitusi.
1. Masjid Islamic Center Jakarta
Pembangunan Jakarta Islamic Center dimulai tahun 2001 atau era Gubernur DKI Jakarta dijabat Sutiyoso. Sebelum diubah Sutiyoso menjadi Jakarta Islamic Centre, kawasan Kramat Tunggak identik dengan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.
Waktu itu, lokalisasi ini diisi lebih dari 2.000 Pekerja Seks Komersial (PSK). Mereka dikendalikan 285 mucikari pemilik rumah bordil. Sehingga, Kawasan itu tak berhenti berdenyut oleh musik dangdut, alkohol dan rayuan para penjaja cinta.
2. Masjid At Tawwabin, Blitar
Kawasan prostitusi Poluhan, Desa Kendalrejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur mulai muncul sejak tahun 1981 silam dengan menyewa lahan milik warga. Seiring desakan kelompok agamis dan pemerintah daerah yang tidak menghendaki lokalisasi ini, sejumlah pemilik lahan mulai mencabut kembali hak sewa lahan kepada penghuni.
Namun, pada 2012 kawasan ini dijadikan masjid yang diberi nama Masjid At-Tawwabin. Tempat ibadah menempati area tanah seluas 600 meter persegi.
“Masjid ini dibangun di atas tanah dari mantan pengelola lokalisasi yang diwakafkan kepada NU. Untuk memperluas, warga NU secara gotong royong membeli tanah di sekitarnya,” kata pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Srengat, Hanafi.
3. Masjid Raya Tajug Gede Cilodong, Purwakarta
Bangunan masjid yang terdiri dari dua lantai ini memiliki daya tampung sebanyak 2.200 jamaah. Selain itu, Masjid Raya dilengkapi dengan taman dan air mancur dengan total luas tanah mencapai 9 hektar.
Lokasi Masjid Cilodong ada di bekas kawasan prostitusi di Cilodong, Kecamatan Bungursari. Dulunya, daerah ini dipenuhi pekerja seks komersial (PSK) yang telah ada sejak 1973.
4. Masjid Raya Baitul Muttaqin, Jakarta Timur
Bagaimana jadinya bila sebuah masjid menjadi ‘tetangga dekat’ kawasan prostitusi? Berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur, masjid seluas 5000 meter ini berada di sekitar lokalisasi yang dikenal dengan nama Gang Boker. Masjid ini mulai dibangun pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009
Di belakang Masjid Raya Baitul Muttaqin, sebenarnya juga terdapat sebuah masjid yang letaknya persis di samping lokalisasi. Masjid Jami Baiturrahman seolah menjadi oase dan ingin menghapus jejak maksiat di daerah tersebut.
Lokalisasi Boker merebak sejak tahun 1975. Hingar bingar musik dangdut selalu berdenyut setiap malam di balik warung remang-remang di lokalisasi tersebut. Bahkan, meskipun sudah dibangun masjid dan GOR, lokalisasi ini masih aktif hingga sekarang. (ach/din)