Jakarta (pilar.id) – Hasil poligraf Kuat Ma’ruf diungkap saat memberikan kesaksian kasus kematian Brigadir J yang menyeret Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan ajudannya.
Kuat Ma’ruf membantah hasil poligraf saat ditanya apakah dirinya melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
Saat diperiksa dengan alat poligraf, Kuat Ma’ruf mengatakan “tidak melihat” namun alat tersebut menunjukkan hasil yang mengindikasikan bahwa dirinya berbohong.
Hasil poligraf Kuat Ma’ruf saat itu mendapatkan hasil minus 13 dan terindikasi berbohong.
Majelis hakim memberikan kesempatan kepada Kuat Ma’ruf untuk menanggapi keterangan dari ahli poligraf tersebut.
“Terdakwa Kuat Ma’ruf, bagaimana tanggapan saudara terhadap keterangan ahli ini (hasil poligraf)? Apakah benar semua atau tidak tahu menahu?,” tanya hakim ke Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).
Sambil tersenyum, Kuat Ma’ruf tetap kekeuh pada keterangannya yang menyatakan dirinya tidak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J walau hasil di poligraf dinilai berbohong.
“Terima kasih Yang Mulia, bahwa saya sudah jujur kalau saya tidak melihat. Tapi di poligraf kok masih berbohong. Begitu saja,” ucap Kuat.
Jawaban Kuat Ma’ruf yang terlihat santai tersebut membuat pengunjung sidang tertawa.
Sebelumnya, jaksa menanyakan saksi dari ahli poligraf, Aji Febriyanto, yang dihadirkan dalam persidangan seluruh terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J.
“Untuk saudara Kuat, untuk pemeriksaan tanggal 9 September, ‘Apakah kamu melihat Pak Sambo menembak Yosua?,” ujar Aji.
“Apa jawabannya?,” tanya hakim.
“Jawaban saudara Kuat ‘tidak’,” ucap Aji.
“Indikasinya?,” tanya hakim lagi.
“Bohong,” jawab Aji.
Dalam versi Bharada E, dirinya diperintah menembak Brigadir J yang kemudian tersungkur ke lantai dan mengerang kesakitan.
Setelah itu, Ferdy Sambo menembak Brigadir J hingga tidak bersuara lagi.
Namun dari versi Ferdy Sambo, dia memerintahkan Bharada E dengan perintah “Hajar Cad” dan kemudian dia kebingungan kenapa Bharada E malah menembak Brigadir J.