Jakarta (pilar.id) – Tubagus Chaeri Wardana atau yang kerap dipanggil Wawan, telah resmi menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin sejak 17 Maret 2015. Ketika itu, ia ditetapkan bersalah atas kasus suap penanganan sengketa Pilkada Kabupaten Lebak Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Ia pun menerima hukuman pidana penjara selama 7 tahun. Tidak cukup dengan satu hukuman pidana, Wawan, kembali dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun. Hukuman ini ia dapatkan setelah terbukti dalam tindak pidana perkara korupsi pengadaan alat kesehatan di Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan Pemerintah Provinsi Banten.
Sekarang, ia kembali mendapatkan hukuman ketiganya. Adik dari mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah ini terbukti telah melakukan tindak pidana suap atas pemberian fasilitas atau perizinan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung.
Setelah mendapatkan putusan inkrah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya melakukan eksekusi pada Selasa (8/3/2022) hari ini.
“Jaksa Eksekusi Rusdi Amin telah selesai melaksanakan putusan perkara suap dengan terpidana Tubagus Chaeri Wardana yang berkekuatan hukum tetap sebagaimana putusan Pengadilan Tipikor pada PN Bandung Nomor: 60/Pid.Sus-TPK/2021/PN Bdg tanggal 12 Januari 2022,” kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya di Jakarta.
Ali mengatakan Wawan dijatuhi pidana penjara selama 1 tahun dengan cara dimasukkan ke Lapas Sukamiskin. Selain itu, katanya, terhadap Wawan tidak dilakukan pengurangan masa penahanan karena saat ini masih menjalani pidana dalam perkara sebelumnya.
“Diputuskan berupa kewajiban membayar pidana denda sebesar Rp150 juta dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 4 bulan,” ucap Ali.
Dalam putusannya, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bandung menyatakan Wawan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana Pasal 5 ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.
Dalam kasus suap pemberian izin ini, Wawan tidak sendirian. Ia bersama empat orang lainnya telah ditetapkan sebagai tersangka sejak 16 Oktober 2019 oleh KPK. Selain Wawan, nama-nama lain yang juda turut menjadi tersangka adalah mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husein dan Deddy Handoko, Direktur Utama PT Glori Karsa Abadi Rahadian Azhar, dan Fuad Amin yang pernah menjabat sebagai Bupati Bangkalan atau warga binaan.
Dalam konstruksi perkara, Wawan diduga telah memberikan mobil Toyota Kijang Innova kepada Deddy Handoko.
Pemberian tersebut diduga terkait dengan kemudahan izin keluar lapas yang diberikan Deddy kepada Wawan baik berupa izin luar biasa (ILB) maupun izin berobat dengan total izin pada 2016 sampai 2018 sebanyak 36 kali. (lin/fat/antara)