Jakarta (pilar.id) – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), melalui 47 ribu gerai ritel modern dari 200 perusahaan peritel jejaring nasional di seluruh wilayah Indonesia, memberi dukungan penuh terhadap upaya pemerintah memenuhi ketersediaan minyak goreng bagi masyarakat.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan harga minyak goreng jenis kemasan premium dan sederhana, disesuaikan dengan harga keekonomian dan diserahkan kepada mekanisme pasar dan penetapan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp14.000 per liter, berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
“Bagi anggota kami, perubahan harga jual minyak goreng kemasan premium dan sederhana kepada masyarakat, mengikuti harga pokok penjualan (HPP) yang diberikan oleh masing-masing produsen minyak goreng,” papar Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey, Kamis (24/3/2022).
Roy menjelaskan, koordinasi secara internal dilakukan tiada henti oleh Aprindo kepada para anggota ritelnya. Hal itu guna memastikan bahwa setiap anggotanya menjalankan arahan dan kebijakan pemerintah.
Dengan demikian, harapan ketersediaan dan stok minyak goreng akan kembali normal serta optimal bagi keragaman lapisan masyarakat yang pola belanja dan konsumsihya memiliki segmentasi masing-masing sesuai tradisi dan kebiasaan belanja.
Kata dia, merupakan keniscayaan saat pangsa pasar sudah langsung terbagi dengan sendirinya ketika jumlah pedagang pasar tradisional jauh lebih banyak dibandingkan jumlah toko peritel modern. Pada pasar tradisional, terdapat pula opsi bagi masyarakat, selain dapat membeli minyak goreng kemasan premium atau sederhana tetapi ada pilihan membeli minyak goreng curah yang terjangkau harganya.
Aprindo menyadari bahwa usaha ketersediaan stok dan menstabilkan harga minyak goreng masih berlangsung menuju optimalisasi. Secara khusus, tentunya Aprindo mengapresiasi kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi beserta seluruh jajaran Kementerian Perdagangan yang terus konsisten mengupayakan agar distribusi minyak goreng dapat berjalan cepat dan lancar.
“Koordinasi dengan Kementerian Perindustrian juga terus dibangun agar produksi minyak goreng dapat dipastikan dan dimonitor sehingga kepastian atas kebutuhan pokok minyak goreng bagi masyarakat terpenuhi,” kata dia.
Menurutnya, diperlukannya dukungan dan komitmen bersama dari seluruh pelaku usaha dari sektor hulu, antara hulu hingga hilir bersama para pemangku kepentingan. Sehingga kebutuhan masyarakat atas minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya tersedia cukup dan stabil. Terutama menjelang puasa dan lebaran tahun 2022.
Roy berharap, segala upaya dan usaha maksimal yang dilakukan dapat tercapai, khususnya ketersediaan dan kestabilan atas pasokan harga bahan pokok, diantaranya minyak goreng. Dengan begitu, akan relevan meningkatkan kontribusi konsumsi rumah tangga pada PDB di kuartal II-2022 seperti kuartal yang sama tahun lalu.
“Harapan dan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 berada di atas 5 persen, setelah tergerus dalam dua tahun terakhir sebagai imbas utama pandemi covid-19,” pungkas Roy. (her/din)