Semarang (pilar.id) – Sudah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia biasanya akan melakukan ziarah kubur jelang 7 hari mendekati bulan Ramadhan. Berikut tata cara dan doa nya.
Ada tata cara dan doa untuk ziarah kubur yang biasa dibaca oleh umat muslim termasuk dengan bacaan tahlil.
Simak tata cara dan doa ziarah kubur, yang merupakan suatu tradisi turun temurun yang dipunyai Indonesia jelang Ramadhan tahun ini.
Di ketahui jika ziarah kubur jelang memasuki bulan Ramadhn bertujuan untuk mengingatkan kita tentang mati dan akhirat, selain juga mengirim doa bagi yang ahlil kubur.
Jika kalian akan melakukan ziarah kubur saat tiba bulan Ramadhan berikut tata cara doa yang dianjurkan untuk dijalankan.
Ziarah kubur adalah amalan sunah yang dianjurkan dalam ajaran Islam, apalagi berziarah ke makam orang tua kita sendiri.
Hal itu sangat bermakna bagi orang-orang yang sedang mudik ke kampung halaman.
Ada perasaan tentram jika sebelum minta maaf kepada orang lain ia terlebih dahulu mengunjungi kubur orang tuanya yang mungkin sudah meninggal dahulu
Inilah tata cara Doa Ziarah Kubur yang dihimpun dari berbagai macam sumber :
a. Membaca Salam
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ. (وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ). نَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
(Assalaamu ‘alaikum ahlad-diyaari minal mu’miniina wal muslimiin, wa innaa in syaa-allaahu bikum laa hiquuna. (Wa yarhamullaahul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriina). Nas-alullaaha lanaa wa lakumul ‘aafiyah).
Artinya: “Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penduduk kampung (barzakh), dari orang-orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami -insya Allah- akan menyusul kalian. (Semoga Allah merahmati orang yang mendahului diantara kita dan mereka yang menyusul kemudian). Kami mohon kepada Allah untuk kami dan kamu, agar diberi keselamatan (dari apa yang tidak diinginkan).”
b. Membaca Istighfar
أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
(Astaghfirullah Hal Adzim Alladzi La ilaha Illa Huwal Hayyul Qoyyumu Wa atubu Ilaihi).
Artinya: “Hamba mohon ampun terhadap Allah yang Maha Agung, yang tak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, serta hamba bertaubat terhadap -Nya”.
c. Membaca Surat Al-Fatihah
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamin. Ar Rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash-shirraatal musthaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-dhaalliin)
Artinya: “Segala puji untuk Allah, Tuhan semesta. alam, Yang Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang, Pemilik hari semua pembalasan. Hanya terhadap Engkaulah kami menyembah serta hanya terhadap Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus (yakni) jalan orang–orang yang sudah Engkau berikan nikmat terhadapnya, bukan (jalan) mereka yang telah engkau murkai, serta bukan (juga jalan) mereka yang sesat.”
d. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas
Selepas membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.
Surah Al-Ikhlas:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ . اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
(Qul huwallahu ahad, allahu somad, lam yalid wa lam yụlad, wa lam yakul lahụ kufuwan ahad).
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah merupakan tempat untuk meminta segala sesuatu, (Allah) tiada beranak serta tidak pula diperanakkan, Serta tak ada sesuatu yang setara denganNya”.
Surah Al-Falaq:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
(Qul auudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad).
Artinya: “Aku berlindung terhadap Allah Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhlukNya, serta dari kejahatan malam jika sudah gelap gulita, serta dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang telah menghembus di buhul–buhul, serta dari kejahatan pendengki jika ia dengki”.
Surah An-Naas:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
(Qul auudzu birobbinnaas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, minal jinnati wan naas).
Artinya: “Hamba berlindung terhadap Allah (yang memelihara sekaligus menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, dan yang membisikkan (kejahatan) menuju dalam dada manusia, dari (golongan) jin serta manusia.”
e. Membaca Tahlil Sebanyak 33 Kali
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ
(Laailaaha Illallah).
Artinya: “Tiada Tuhan melainkan Allah.”
f. Membaca Doa Ziarah Kubur
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ
الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
(Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì. Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì).
Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan serta rahmat terhadapnya. Berikanlah keselamatan serta berikanlah maaf terhadapnya. Berikanlah kehormatan baginya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah ia dengan menggunakan air, es, serta embun. Bersihkanlah ia dari kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih yang kotor. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik daripada rumahnya, istri yang lebih baik daripada isterinya. Masukkanlah ia menuju surga, berikanlah perlindungan terhadapnya dari azab kubur serta azab neraka. Lapangkanlah untuknya di dalam kuburnya serta terangilah ia di dalamnya,” (HR. Muslim).
Demikian bacaan dan tata cara doa untuk ziarah kubur jelang memasuki bulan Ramadhan yang sudah menjadi tradisi di Indonesia. (Aam)