Yogyakarta (pilar.id) – Harga jual telur ayam ras di Yogyakarta masih menyentuh angka Rp 29 ribu per kilogram. Kenaikan ini dipicu penerimaan dana bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan efek dari pakan peternak yang naik.
Salah satu pedagang di Pasar Kotagede Yogyakarta, Umiyati menjelaskan harga telur ayam ras sudah seminggu ini masih tinggi. “Sudah semingguan ini harga telur mahal. Awalnya naik jadi Rp 28 ribu, lalu naik lagi Rp 30 ribu, sekarang Rp 29 ribu per kilogram,” kata Umiyati, Kamis (1/9/2022).
Sementara itu, Kepala Seksi Pengawasan Perdagangan Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Sabar Santoso, S.T.P memastikan dari pantauan tiga pasar, yakni Pasar Bringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Demangan, harga jual telur ayam ras di Kota Yogyakarta segera berangsur turun.
“Adanya permintaan yang tinggi membuat harga cenderung naik. Kalau dari data harga harian bahan pokok pangan di tiga Pasar khususnya telur ayam ras, dalam minggu ini rata-rata mulai turun di Rp 29 ribu per kilogram,” ungkapnya. Sapto menghimbau masyarakat untuk tetap tenang karena ketersediaan telur ayam ras masih tergolong aman untuk memenuhi kebutuhan warga di Yogyakarta.
Lampung Gelar Operasi Pasar
Di Provinsi Lampung, stabilitas harga telur juga menjadi isu yang sangat penting. Pemerintah Provinsi Lampung bahkan siap segera melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga telur yang mengalami kenaikan saat ini.
“Yang terjadi saat ini memang ada kenaikan harga pada komoditas telur ayam di pasaran, jadi akan dilakukan beberapa upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan di daerah,” ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi di Bandarlampung, Kamis (1/9/2022).
Dijelaskan, salah satu langkah yang akan diambil untuk menjaga stabilitas harga telur ayam di pasaran yakni dengan melakukan operasi pasar.
“Jadi dilihat dahulu kalau harga di atas 15 persen dari rata-rata per tahun dan harga di pasaran serta di kandang naik akan dilakukan operasi pasar khusus telur untuk menstabilkan harga dalam waktu dekat ini,” jelasnya.
Dikatakan, naiknya harga telur ini terjadi akibat terhambatnya pasokan telur karena banyak peternak yang menjual ayam petelur untuk menghindari kerugian saat harga telur turun beberapa waktu lalu.
“Harga mahal ini bukan karena pakan sebab sudah turun sekarang, tetapi karena saat itu harga telur murah sehingga banyak peternak menjual ayamnya untuk membayar beragam hal agar terhindar dari kerugian. Dan saat ini kondisi ekonomi membaik permintaan banyak tetapi pasokan agak terhambat,” tambahnya.
Ia mengatakan akan mempelajari kembali terkait kenaikan harga telur, serta operasi pasar direncanakan akan berlangsung pada pekan depan bila harga belum stabil.
“Lampung ini sebenarnya surplus telur kalau harga makin tidak terkendali akan langsung operasi pasar pekan depan, nanti kami pakai harga konsumen untuk pedagang akan diberi biaya distribusi. Harapannya jangan sampai komoditas lain ikut tidak stabil, sebab harus dijaga inflasi Lampung agar tetap terkendali,” ucap dia pula.
Harga telur ayam di sejumlah pasar di Kota Bandarlampung mengalami kenaikan dari rata-rata harian Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kilogram saat ini mencapai Rp30 ribu per kilogram. (riz/hdl)