Yogyakarta (pilar.id) – Belakangan, berbagai bencana alam terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Ancaman bencana ini, juga menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kota Yogyakarta.
Salah satu ancaman bencana yang saat ini menjadi perhatian adalah soal sampah. Pasalnya, tanpa pengelolaan yang baik, sampah bisa menyebabkan terjadinya berbagai bencana di Kota Yogyakarta.
Dalam rangka peningkatan mitigasi masyarakat menghadapi bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta mengukuhkan 33 pengurus baru Kampung Tangguh Bencana (KTB).
Pengukuhan dan pergantian pengurus baru tersebut merupakan hasil dari kajian dan review yang dilakukan BPBD Kota Yogyakarta terkait kinerja pengurus KTB sebelumnya.
Diharapkan, setelah adanya pengukuhan pengurus baru 33 Kampung Tangguh Bencana (KTB) tersebut, akan membawa pengaruh agar masyarakat memiliki respon cepat dan tangguh mengantisipasi kejadian bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat menyebut masa bakti kepengurusan 115 KTB dari 145 KTB di Kota Yogyakarta telah habis. Karenanya, perlu adanya review dan pengukuhan pengurus baru periode 2022-2025.
“Adanya APBD Perubahan Kota Yogyakarta tahun 2022, kami lakukan review pengurus KTB dari 35 kampung menjadi 33 KTB menyesuaikan regulasi pembentukan KTB,” jelasnya, Minggu (4/12/2022).
Sedangkan, 82 KTB lainnya juga akan segera dilakukan review secara bertahap. Menurutnya, ancaman bencana yang paling dekat ialah bencana sampah. Untuk itu, lanjutnya KTB juga harus mampu berperan dalam mengatasi ancaman bencana sampah.
“Oleh karena itu, kegiatan ini mengusung tema Bumi Memanggil, KTB peduli ancaman bencana sampah,” terangnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi mengungkapkan mitigasi penanggulangan bencana perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan oleh seluruh pihak supaya ancaman bencana dapat diminimalisir.
“Pengukuhan pengurus KTB ini, menjadi salah satu persiapan mitigasi bencana di wilayah Yogyakarta. Kita punya pengalaman gempa 2006, sebagai pengingat pentingnya kesiapsiagaan bencana,” ungkapnya.
Keberadaan KTB dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), kata Sumadi sangat penting. Pasalnya, apabila terjadi bencana dapat tepat sasaran dan cepat tertanggulangi.
“Mudah-mudahan mitigasi bencana yang baik dari KTB dan SPAB dapat meningkatkan kepedulian potensi ancaman bencana di DIY,” terangnya.
Pihaknya pun mengajak untuk terus meningkatkan kewaspadaan, menyiagakan fisik, psikis dan pikiran untuk mengantisipasi datangnya bencana,” tutupnya. (riz/fat)