Jakarta (pilar.id) – Hasil penelitian Labaoratorium Suara Indonesia mengungkapkan, mayoritas masyarakat tidak setuju dengan usulan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Direktur Eksekutive Laboratorium Suara Indonesia, Albertus Dino S.Fil menjelaskan, sebanyak 80,2 persen responden menyatakan tidak setuju terhadap usulan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dengan alasan apapun.
“Hanya 10,5 persen responden yang mengaku setuju dan sebanyak 9,3 persen menjawab tidak tahu alias tidak dapat memberikan tanggapan,” kata Albertus, Senin (14/3/2022).
Adapun, hasil penelitian didapati bahwa alasan masyarakat tidak setuju pemilu ditunda sebanyak 50,7 persen, meyatakan bahwa Pemilu 2024 bisa memberikan dampak tumbuhnya perekonomian dan lapangan kerja. Sementara, sebanyak 25,7 persen meyatakan saatnya masyarakat bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari gelaran pemilu 2024 seperti pada gelaran Pemilu 2024.
“Sebanyak 23,6 persen sudah saatnya pemerintahan Jokowi diakhiri karena hanya memeberikan dampak buruk bagi kehidupana masyarakat,” ujarnya.
Kata dia, dari hasil pendapat masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas publik tidak setuju Pemilu 2024 ditunda walaupun tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi dalam memimpin pemerintahannya di atas 70 persen.
Meski publik puas akan kinerja Jokowi, namun hal itu tidak boleh dijadikan pembenaran untuk melanggar konstitusi dengan melakukan penundaan pemilu karena mencederai amanat reformasi dan semangat demokrasi.
Selain itu juga, keberhasilan pilkada serentah di tahun 2020 saat pandemi covid-19 yang sedang menganas dan turunnya pertumbuhan ekonomi menjadi dasar alasan masyarakt untuk tidak menunda Pemilu 2024.
Dengan melihat hasil penelitian ini juga bisa disimpulkan bahwa antusias masyarakat mayoritas menginginkan pemilu tidak ditunda. Hal ini tergambar dari jawaban 2.140 respoden dimana sebanyak 84,9 persen mau memberikan pilihan pada parpol.
Ketika diberikan pertanyaan untuk memilih parpol mana yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini, hanya 15,1 persen yang tidak memberikan jawaban.
“Hasil Penelitian juga menunjukan bahwa masyarakat beranggapan bahwa justru gelaran pemilu akan memberikan dampak peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di saat masa kampanye,” pungkasnya. (her/fat)